06 Juni 2009

Yang Penting Banter


Beberapa waktu lalu, dalam sebuah perjalanan di jalur pendek, saya naik bis, dan duduk di kursi baris ketiga dari belakang. Bis yang saya tumpangi ini lumayan banter. Meskipun bodinya sudah rusak-rusak, tetapi deru mesinnya masih memperdengarkan suara gahar seperti James Hetfield saat menyanyikan Master of Puppets. Menilik aumannya, dapur bis ini pasti pakai kompor Mitsubishi, bukan Hino atau Mercy.

Duduk persis di belakang saya, seorang lelaki berseragam NNR, pak kondektur, tukang tarik karcis. Saya mencari pembenaran kepadanya untuk memulai pembicaraan pertama.
“Mesinnya Mitsubishi, ya?
“Kok tahu?”
“Ya, derunya itu kan beda sama AK!”

Diam beberapa saat, konedektur itu memperhatikan peciku.
“Sampeyan ini tirakat jalan, ya?”
Saya meringis, seperti kena silet.
“Suka naik bis saja, tidak lebih,” jawabku sejujurnya.
“Ah, solanya, ada lho yang tirakatnya di tempat-tempat yang ramai,” sambungnya.
“Enggak. Asli. Saya cuma suka naik bis. Ini bisnya banter. Sennang saya.”

Seperti kebanyakan, sudah naluriah mungkin, awak bis selalu memuji bisnya, sebagaimana orang tua selalu memuji anak-(pertama)nya.

“Wah, ini sih ndak ngebut, Mas. Sopirnya bukan sopir asli. Coba sopirnya yang asli, lebih banter. Ini jamnya sudah ngepres. Nanti kami harus putar-balik di pertigaan terminal. Jam parkir sudah habis.”
Saya melongo, mencoba mengiyakan, mencoba mencari pemahaman.

Sepeminuman teh…


Sang kondektur curhat kalau dia juga suka ijazah-ijazah kesaktian, tapa, puasa mutih, dan sebagainya. Saya jadi pendengarnya di sela-sela bunyi mesin depan, gedubrak-krongsang baut-baut bodi bus yang sudah atal-talan.
“Aslinya, saya juga suka amalan-amalan, Mas,” lanjutnya. “Saya ndak pernah mondok, tapi saya juga bisa cepet kalau ngaji Al-Quran.”
Saya tersenyum
“Kalau lagi perpal, saya ikut khataman.”
Saya tersenyum lagi.
“Bahkan, ngaji 1 juz bisa saya selesaikan dalam 15 menit saja!!
Saya (memaksakan diri untuk) tersenyum.

Pikirnya, dalam pikir saya, yang suka naik bis banter dikiranya pasti suka banter-banter yang lain: bukankah sopir bis banter juga harus tahu tajwid-nya jalan raya?


4 komentar:

SUBAIDI mengatakan...

Mungkin si kondektur akan lebih senang seandainya saja ajunan memberi dia semacam ijazah. Ya meskipun ijazah palsu, sekarang kan lagi musimnya.... :)

en.hidayat mengatakan...

lebih cepat, lebih baik...
(sakeng kaula paggun tak meleh)

partelon mengatakan...

Addoooo, tak nyanggling e bun attas ampon, QemBB!!! Ersy!!!

Btw,
1. "banter" kan bisa berarti "nyaring" juga engghi? :)

2. "deru mesinnya masih memperdengarkan suara gahar seperti James Hetfield saat menyanyikan Master of Puppets", apakah sarangan knalpotnya di buka, sehingga mengeluarkan efek bunyi "gredem, gredem, gredem"?

3. "Sepeminuman teh...", seandainya ini di posting sbg status FB, maka saya langsung klik ikon "like"!!!

M. Faizi mengatakan...

@cubit: gak ikut-ikut aku. ijazahku asli semua!
@en.hidayat: semoga selamat sampai duluwan!
@partelon: 1. OK 2. Hetfiel main gitar, Om.. bukan 4 senar bass Fender dan Trace Elliot, he..he. maksa'an Om ini... 3. Maaf, pinjam punya Mas Wiro..

Entri Populer

Shohibu-kormeddaL

Foto saya

Saya adalah, antara lain: 6310i, R520m, Colt T-120, Bismania, Fairouz, Wadi As Shofi, Van Halen, Puisi, Hard Rock dll

Pengikut

Label

666 (1) Abdul basith Abdus Shamad (1) adi putro (1) adsl (1) Agra Mas (1) air horn (1) akronim (1) Al-Husari (2) alih media (1) Alquran (1) amplop (1) Andes (1) Android (1) anekdot (3) aula asy-syarqawi (1) Bacrit (2) bahasa (5) baju baru (1) baju lebaran (1) Bambang Hertadi Mas (1) bani (1) banter (1) Basa Madura (1) basabasi (1) batuk (1) bau badan (1) bau ketiak (1) becak. setiakawan (1) belanja ke toko tetangga (1) benci (1) bis (3) bismania (2) BlackBerry (1) Blega (1) blogger (2) bodong (1) bohong (2) bolos (1) bonceng (1) bromhidrosis (1) Buang Air Besar (BAB) (1) buat mp3 (1) budaya (1) buku (2) buruk sangka (2) catatan ramadan (4) celoteh jalanan (1) ceramah (1) chatting (1) chemistry (1) cht (1) Cicada (1) Colt T 120 (1) corona virus (1) Covid 19 (1) cukai (1) curhat (5) defensive driving behavior development (1) dering (1) desibel (2) diary (1) durasi waktu (1) durno (1) ecrane (1) etiket (17) fashion (2) feri (1) fikih jalan raya (1) fikih lalu lintas (1) fiksi (2) filem (1) flu (1) gandol (1) gaya (1) ghasab (1) google (1) guru (2) guyon (1) hadrah (1) handphone (1) Hella (1) hemar air (1) Hiromi Sinya (1) humor (2) IAA (1) ibadah (2) identitas (1) ikhlas (1) indihome (1) inferior (1) jalan raya milik bersama (1) jamu (1) jembatan madura (1) jembatan suramadu (2) jenis pekerjaan (3) jiplak (2) jual beli suara (1) Jujur (3) Jujur Madura (1) jurnalisme (1) jurnalistik (3) KAI (1) kansabuh (1) Karamaian (1) karcis (1) Karina (1) Karma (1) Kartun (1) kebiasaan (5) kecelakaan (2) kehilangan (1) kenangan di pondok (1) Kendaraan (2) kereta api (1) keselamatan (1) khusyuk (1) kisah nyata (7) Kitahara (1) kites (1) klakson (1) klakson telolet (1) kode pos (2) kopdar (2) kopi (1) kormeddal (19) korupsi (2) KPK (1) kuliner (2) L2 Super (2) lainnya (2) laka lantas (1) lakalantas (1) lampu penerangan jalan (1) lampu sein (1) layang-layang (1) lingkungan hidup (3) main-main (1) makan (1) makanan (1) malam (1) mandor (1) Marco (1) masjid (1) Mazda (1) MC (1) menanam pohon (1) mengeluh (1) menulis (1) mikropon (1) mimesis (1) mirip Syahrini (1) mitos (1) modifikasi (1) money politic (1) Murattal (1) musik (1) nahas (1) napsu (1) narasumber (1) narsis (1) Natuna (1) ngaji (1) niat (1) Nokia (1) nostalgia (2) Orang Madura (1) Paimo (1) pandemi (1) pangapora (1) paragraf induktif (1) parfum (1) partelon (1) pasar (1) pekerjaan idaman (1) pemilu (1) peminta-minta (1) penata acara (1) pendidikan (1) pendidikan sebelum menikah (1) penerbit basabasi (1) pengecut (1) penonton (1) penyair (1) penyerobotan (1) Pepatri (1) perceraian (2) Perempuan Berkalung Sorban (1) perja (1) perjodohan (1) pernikahan (1) persahabatan (1) persiapan pernikahan (1) pertemanan (1) pidato (1) plagiasi (2) plastik (1) PLN (1) pola makan (1) poligami (1) polisi (1) politik (1) polusi (1) polusi suara (2) Pondok Pesantren Sidogiri (1) ponsel (2) popok (1) popok ramah lingkungan (1) popok sekali pakai (1) PP Nurul Jadid (1) preparation (1) profesional (1) PT Pos Indonesia (1) puasa (5) publikasi (1) puisi (2) pungli (1) Qiraah (1) rasa memiliki (1) rekaan (1) rempah (1) ringtone (1) rock (1) rokok (1) rokok durno (1) rumah sakit (1) Sakala (1) salah itung (2) salah kode (3) sanad (1) sandal (1) santri (1) sarwah (1) sastra (1) sekolah pranikah (1) senter (1) sepeda (3) sertifikasi guru (1) sertifikasi guru. warung kopi (1) shalat (1) shalat dhuha (1) silaturahmi (1) silaturrahmi (1) siyamang (1) SMS (1) sogok bodoh (1) sopir (1) soto (1) sound system (1) stereotip (1) stigma (1) stopwatch (1) sugesti (1) sulit dapat jodoh (1) Sumber Kencono (1) Sumenep (1) suramadu (1) syaikhona Kholil (1) syawalan (1) takhbib (1) taksa (1) tamu (2) Tartil (1) TDL (1) teater (1) teknologi (2) telkomnet@instan (1) tengka (1) tepat waktu (1) teror (3) tertib lalu lintas (28) The Number of The Beast (1) tiru-meniru (1) TOA (2) tolelot (1) Tom and Jerry (2) tradisi (1) tradisi Madura (4) transportasi (1) ustad (1) wabah (1) workshop (1) Yahoo (1) Yamaha L2 Super (1)

Arsip Blog