Kisah ini dituturkan oleh salah seorang korban yang terlibat dalam tabrakan berantai seperti kisah di bawah ini:
Ada seorang pengemudi sepeda motor. Ia menggunting jalan, menyeberang, persis hanya beberapa meter di depan sebuah bus yang melaju kencang. Pengemudi bus kaget. Ia langsung melakukan pengereman. Sepeda motor terselamatkan dari lindasan roda-rodanya.
Tetapi…
Di belakang bus ada sebuah Panther. Tahu kalau bus di depan berhenti mendadak, si pengemudi Panther juga melakukan tindakan serupa. (sementara: selamat!) Namun, di belakang Panther ada sebuah Suzuki Carry yang menyodok pintu belakangnya. Akhirnya, Panther terdorong beberapa meter. Ekornya penyok dan moncongnya mencium buritan bus; hancur. Carry tak mampu melakukan pengereman mendadak atau karena ia juga kena sodok oleh sebuah mobil pick up dari belakang yang menghantam bak terbukanya.
Hemm… Bus; rusak bumpernya; Panther; harus memperbaiki moncong dan ekornya; Carry; rusak bagian depan dan belakangnya; sementara pick up, yang terakhir, rusak bagian depannya saja. Untunglah semua selamat. Tak ada korban jiwa. Yang ada hanyalah korban dana tak terduga, kecuali sepeda motor yang tidak terluka dan tidak apa-apa.
Kesimpulannya?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
10 komentar:
selalu waspada di jalan raya... he
jangan nyalip di tikungan; kecuali itu terjadi di Sentul, :-)
Setuju Kesimpulannya Mas Faizi... :-)
Buwel: iya, pokoknya, kan, ya? iya deh...
Kasiyan pengendara motor itu.... Ia tak tahu ada kejadian hebat tepat di belakangnya.... Kasiyan dia....
@Pangapora: tentunya, pengendara sepeda motor bukan seorang pengarang. Dia tidak begitu peduli pada perisitwa penting yang bagus untuk tema cerpen yang bagus dan bisa dimuat di koran; di rubrik sastra tentu, bukan dalam rubrik berita daerah atau halaman pertama.
Jangan-jangan pengendara sepeda motornya bilang, "Sopir bis, bego. Nabrak gua aja kagak kena". Bhahaha...
sedihnya diriku: kalau menulis yang serius ditakdirkan untuk meraioh anugerah komentar ciqiqiqiqik...
KesiNpuLLan: Pengendara sPdeda moMtornya memakay Jurus Di Bali' Gunung Memukul HaliliMtar, hihihi...
KesiNpuLLan juga': Kyai Faizi paMday meminta' kesiNpuLlan, hihihi...
dan ternyata bertahun kemudian komentar dari Om Partelon baru bisa dibalas :-(
Posting Komentar