Sungguh menyebalkan.
Pengalaman naik mobil di malam hari selama beberapa malam ini, secara berturut-turut, membuat saya tidak mamapu menyembunyikan kekesalan ini. Jika dihitung, memang saya belum sempat menghitung, sepanjang perjalanan kurang lebih 30 kilometeran pergi dan pulang ke rumah, kayaknya kok saya lebih banyak menjumpai sepeda motor dengan lampu belakang yang mati (tidak menyala) daripada yang menyala. Yang bikin tambah kesal karena dari tampilan sipengendara, mereka itu kelihatannya orang yang terpelajar, berpakaian rapi, bukan orang gila, atau anak-anak di bawah umur. Namun, seolah tanpa merasa bersalah, mereka berjalan di jalan raya tanpa lampu belakang.
Kiranya perlu disampaikan, bahwa pelajran akhlak di sekolah-sekolah itu kini sudah saatnya dikembangkan, mencakup sopan-santun di jalan raya. Ya, akhlak itu hendaknya tidak saja selalu diidentifikasi pada rasa hormat pada yang lebih tua, pada guru, pada orangtua, melainkan juga tidak belok mendadak, tidak membiarkan lampu belakang/lampu remnya mati, dan sembarangan ketika menyeberang.
Semoga kita tidak menjadi manusia yang menyebalkan!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
tak sempat itu paleng Ke Faizi.. si empunya terlalu sibuk mungkin..
CS: mungkin begitu. tak sempat yagn lama bikin korban berlipat-lipat. Untung bagi yagn tidak jantungan :-)
Berdasarkan pengalaman supir dan korban adalah teMMaM supir.
iya. saya-sama berteman.
Posting Komentar