Dalam sebuah pesta walimah, tuan rumah dibikin malu alang-kepalang karena ternyata hidangan makan habis sebelum semua undangan menikmatinya. Para tamu berdatangan. Mereka langsung dipersilakan masuk menuju ke tempat yang telah disediakan.
Nah, beberapa kelompok tamu yang datang terlambat dan tidak mendapatkan sajian, begitu melihat sebuah meja dengan makanan belum tersentuh, mereka menuju ke sana. Makanan itu belum ada yang menikmatinya. Hal itu kelihatan dari tudung koran yang menutupnya. Padahal, di meja sebelah, prasmanan telah ludes. Tetapi, manakala mereka yang datang terlambat itu hendak membuka tudung, pramusaji datang dan melarangnya karena hidangan itu telah dipersiapkan untuk bhisan (besan) yang belum datang.
Barusan, saya menghadiri pesta pernikahan serupa di PP Al-Amien Prenduan. Memang, di sana saya tidak melihat undangan yang kecewa seperti kisah di atas. Hanya seliweran pelayan yang kewalahan karena undangan begitu banyak, ribuan orang. Namun, saya melihat, seorang tamu mengambil lauk lebih dari batas wajar sebagai manusia: tiga kerat daging semur dan entah lauk-pauk apalagi untuk sepiring nasinya. Nah, gaya makan macam inilah yang sering bikin kacau hidangan prasmanan karena dianggap bisa mengambil “semau gue banget sekali”.
Ada yang tahu, sebenarnya, seperti apakah aturan main hidangan prasmanan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
He he.. untuk orang-orang madura mungkin belum saatnya hidangan prasmanan diterapkan Ke. apalagi diterapkan sama santriwan-santriwan.. :D Peace..!! :D
CMIIW
Seperti halnya ketika di K. Zaini, ada yang tak meloh udang windunya...
Mestinya di dinding ad tulisan pengumuman, Keh. Misalnya: ''mengambil hidangan di luar batas kewajaran dikenakan biaya 'sombengan/amplop' tambahan'',
@Cinta: iya, dalam banyak hal, terutam urusan seperti in, orang Madura tidak sakti amat, he..he
@Apokpak: aku bukan tidka kebagian, memagn tidak ambil, karena terpengaruh dorang :-d
@Kacong: cukup sediakan timbangan berat badan untuk memantaunya; masuk berapa, keluar berapa
du...kak Ozy...kah...., mereka melihat apa yg menjadi hasrat, itu gak mungkin di makan semua, tapi di masukin ke kotak plastik buat di bawa pulang, biasanya begitu, wkwkkwkwkw, Ppiezz
[kejadian yg seperti itu kerap kali ovie temukan dan ovie juga pernah menyumbang :-)]
bukan cuma di madura, diluar madura pun sikap makan 'semau gue' dalam jamuan prasmanan juga kerap terjadi. bahkan di hajatan yg tergolong elit juga terjadi.
soalnya bukan pada undangan, tapi pada yg punya hajat: mesti menyediakan hidangan 1,5 - 2 kali lipat dari jumlah yg diundang. toh yg punya hajatan prasmanan biasanya orang yg berlebih harta ?
barangkali juga ritual makan semau gue itu cermin 'dendam' rakyat yg nasibnya dikorupsi orang2 kaya ?
(mudah2an komen ini dianggap lucu)
Posting Komentar