26 Desember 2010

Bebas dari Plastik

Apakah Anda dapat bebas dari ketergantungan akan plastik?

Setiap hari, hidup kita nyaris tidak bisa dipisahkan dari plastik. Barang ini ini begitu akrab dan dominan dalam kehidupan dan kebutuhan kita. Ya, ia adalah bagian penting dari kehidupan kita sendiri. Bahkan, ia nyaris menjadi gaya hidup kita. Mengapa sampai-samapi begini? Salah satu alasannya barangkali karena plastik begitu mudah, begitu simpel, dan tentu murah.

Air kemasan, misalnya. Meskipun air mineral dalam kemasan telah ada sejak pertengahan tahun 80-an, namun air kemasan sebagai bagian yang selalu ada bersama hidangan/prasmanan belumlah sepopuler seperti saat ini. Sekarang, kaya miskinpun sama-sama menggunakan air gelas dalam kemasan untuk minum di undangan, bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Di rumah, di dalam perjalanan, bahkan di dapur pun, mungkin dengan mudah kita menusukkan sedotan ke dalam air kemasan itu.

Barangkali memang tidak semua tahu bahaya sampah plastik. Barangkali masih sedikit yang tahu (atau tahu tapi tidak peduli), bahwa plastik tidak dapat diurai dengan mudah oleh tanah; butuh puluhan, atau ratusan tahun untuk itu. Karena itu, plastik tidak bisa dibuang dengan mudah/sembarangan karena alasan di atas. Kalau dibakar? Plastik tidak dapat dibakar karena berbahaya, tidak saja bagi kesehatan manusia, melainkan juga pada alam dan lingkungan kita. Repot, bukan?

Saya, bahkan kita semua, tentu sulit melepaskan diri dari plastik. Ia mengikuti dan menjebak semua sisi kehidupan kita. Barangkali, kita hanya bisa berusaha untuk mengurangi pemakaian plastik dengan nawaitu mengurangi bahaya-bahaya sejenis itu.

Ini kisahnya:

Suatu saat, saya masuk ke sebuah toko swalayan di Pamekasan. Saya membeli pengharum ruangan. Kasir membungkusnya dengan tas plastik (yang tidak berketerangan, bahwa plastik tersebut dapat diurai oleh tanah dan aman bagi lingukugan / “plastik ramah lingkungan”). Saya langsung berpikir.  

“Terima kasih plastiknya,” kata saya sembari melambaikan tangan kanan tanda menolak. “Saya bisa membawa belanjaan ini dengan tangan.”
“Oh, ini garits, Pak!” balas si kasir, datar tanpa senyuman.
“Iya, saya tahu itu. Biar saya bawa ini dengan tangan saya saja.”
Penjaga laci duit itu menjawab datar.
“Barang-barang yang dibeli di toko ini harus dibungkus dengan tas pasltik ini, Pak.”

Akhirnya, saya menyerah. Saya kalah. Kasir itu mengoper barang belanjaanku ke tukang bungkus yang berdiri di belakangnya. Si tukang bungkus ini kemudian menyerahkannya kepada saya. Nah, pada saat itu, saya ambil barang belanjaaku itu dan saya kembalikan tas plastik itu kepada si tukang bungkus sambil berkata.

“Ini, buat kamO!”

3 komentar:

Cinta Syahadah mengatakan...

Itu tukang bungkus perlu di"bina" paling ke?

mandaremi wikandaru mengatakan...

Ya, lain kali kalo belanja bawa tas dari rumah. Saya biasa gitu. Kasir gak bisa maksa karna saya sudah punya tempat untuk nyangking belajaan,...

M. Faizi mengatakan...

@Cinta: ndak lah. ndak sampai. He, he.
@Mandaremi: ya, betul. Itu cara yang bijak.

Entri Populer

Shohibu-kormeddaL

Foto saya

Saya adalah, antara lain: 6310i, R520m, Colt T-120, Bismania, Fairouz, Wadi As Shofi, Van Halen, Puisi, Hard Rock dll

Pengikut

Label

666 (1) Abdul basith Abdus Shamad (1) adi putro (1) adsl (1) Agra Mas (1) air horn (1) akronim (1) Al-Husari (2) alih media (1) Alquran (1) amplop (1) Andes (1) Android (1) anekdot (3) aula asy-syarqawi (1) Bacrit (2) bahasa (5) baju baru (1) baju lebaran (1) Bambang Hertadi Mas (1) banter (1) Basa Madura (1) basabasi (1) batuk (1) bau badan (1) bau ketiak (1) becak. setiakawan (1) belanja ke toko tetangga (1) benci (1) bis (3) bismania (2) BlackBerry (1) Blega (1) blogger (2) bodong (1) bohong (2) bolos (1) bonceng (1) bromhidrosis (1) Buang Air Besar (BAB) (1) buat mp3 (1) budaya (1) buku (2) buruk sangka (2) catatan ramadan (4) celoteh jalanan (1) ceramah (1) chatting (1) chemistry (1) cht (1) Cicada (1) Colt T 120 (1) corona virus (1) Covid 19 (1) cukai (1) curhat (5) defensive driving behavior development (1) dering (1) desibel (2) diary (1) durasi waktu (1) durno (1) ecrane (1) etiket (17) fashion (2) feri (1) fikih jalan raya (1) fikih lalu lintas (1) fiksi (2) filem (1) flu (1) gandol (1) gaya (1) ghasab (1) google (1) guru (2) guyon (1) hadrah (1) handphone (1) Hella (1) hemar air (1) Hiromi Sinya (1) humor (2) ibadah (2) identitas (1) ikhlas (1) indihome (1) inferior (1) jalan raya milik bersama (1) jamu (1) jembatan madura (1) jembatan suramadu (2) jenis pekerjaan (3) jiplak (2) jual beli suara (1) Jujur (3) Jujur Madura (1) jurnalisme (1) jurnalistik (3) KAI (1) kansabuh (1) Karamaian (1) karcis (1) Karina (1) Karma (1) Kartun (1) kebiasaan (5) kecelakaan (2) kehilangan (1) kenangan di pondok (1) Kendaraan (2) kereta api (1) keselamatan (1) khusyuk (1) kisah nyata (7) Kitahara (1) kites (1) klakson (1) klakson telolet (1) kode pos (2) kopdar (2) kopi (1) kormeddal (19) korupsi (2) KPK (1) kuliner (2) L2 Super (2) lainnya (2) laka lantas (1) lakalantas (1) lampu penerangan jalan (1) lampu sein (1) layang-layang (1) lingkungan hidup (3) main-main (1) makan (1) makanan (1) malam (1) mandor (1) Marco (1) masjid (1) Mazda (1) menanam pohon (1) mengeluh (1) menulis (1) mikropon (1) mimesis (1) mirip Syahrini (1) mitos (1) modifikasi (1) money politic (1) Murattal (1) musik (1) nahas (1) napsu (1) narasumber (1) narsis (1) Natuna (1) ngaji (1) niat (1) Nokia (1) nostalgia (2) Orang Madura (1) Paimo (1) pandemi (1) pangapora (1) paragraf induktif (1) parfum (1) partelon (1) pasar (1) pekerjaan idaman (1) pemilu (1) peminta-minta (1) pendidikan (1) pendidikan sebelum menikah (1) penerbit basabasi (1) pengecut (1) penonton (1) penyair (1) penyerobotan (1) Pepatri (1) perceraian (2) Perempuan Berkalung Sorban (1) perja (1) perjodohan (1) pernikahan (1) persahabatan (1) persiapan pernikahan (1) pertemanan (1) pidato (1) plagiasi (2) plastik (1) PLN (1) pola makan (1) poligami (1) polisi (1) politik (1) polusi (1) polusi suara (2) Pondok Pesantren Sidogiri (1) ponsel (2) popok (1) popok ramah lingkungan (1) popok sekali pakai (1) PP Nurul Jadid (1) preparation (1) profesional (1) PT Pos Indonesia (1) puasa (5) publikasi (1) puisi (2) pungli (1) Qiraah (1) rasa memiliki (1) rekaan (1) rempah (1) ringtone (1) rock (1) rokok (1) rokok durno (1) rumah sakit (1) Sakala (1) salah itung (2) salah kode (3) sanad (1) sandal (1) santri (1) sarwah (1) sastra (1) sekolah pranikah (1) senter (1) sepeda (3) sertifikasi guru (1) sertifikasi guru. warung kopi (1) shalat (1) shalat dhuha (1) silaturrahmi (1) siyamang (1) SMS (1) sogok bodoh (1) sopir (1) soto (1) sound system (1) stereotip (1) stigma (1) stopwatch (1) sugesti (1) sulit dapat jodoh (1) Sumber Kencono (1) Sumenep (1) suramadu (1) syaikhona Kholil (1) takhbib (1) taksa (1) tamu (2) Tartil (1) TDL (1) teater (1) teknologi (2) telkomnet@instan (1) tengka (1) tepat waktu (1) teror (3) tertib lalu lintas (28) The Number of The Beast (1) tiru-meniru (1) TOA (2) tolelot (1) Tom and Jerry (2) tradisi (1) tradisi Madura (4) transportasi (1) ustad (1) wabah (1) workshop (1) Yahoo (1) Yamaha L2 Super (1)

Arsip Blog