09 Mei 2012

Kerja di Mana?

Saya selalu merasa risih setiap menerima pertanyaan “kerja di mana?”. Tentu, hal ini disebabkan oleh, antara lain, karena saya sendiri adalah seorang “pengangguran”. Pengangguran? Ya, kalau pun saya bekerja sebagai penulis, sebagai penerjemah misalnya, sebagai guru ngaji umpamanya, semua jenis pekerjaan yang tekuni itu tidak dapat dicantumkan di dalam KTP. Mengapa? Ya, karena pekerjaan itu, oleh pandangan umum, dianggap “bukan jenis pekerjaan”. Buktinya, penghasilan dengan menjadi penulis an sich di negeri ini nyaris tidak dapat diandalkan untuk menjadi jawaban yang meyakinkan kepada calon mertua ketika kita hendak melamar anaknya.

Oleh karena itu, terus terang, saya tetap merasa risih ketika ada orang yang bertanya profesi dan jenis pekerjaan itu. Masa saya mau bilang wiraswasta? Rasanya itu kok hanya alasan yang dibuat-buat. Sungguh, saya selalu merasa risih untuk menjawab pertanyaan seperti itu sama risihnya dengan—andaikan—ada orang yang bertanya “Apa agama Anda?”. Umumnya, pertanyaan seperti ini memang cuma pertanyaan basa-basi yang terjadi karena pertemuan singkat di suatu tempat, di atas kendaraan umum misalnya. .

Begitulah, masih banyak orang yang selalu mengidentikkan pekerjaan itu dengan PNS, ngantor, dan jenis pekerjaan harin/rutin lainnya. Bagaimana nasib pekerjaan yang berada luar jenis seperti itu? Mari, kita datang bersama-sama ke kantor catatan sipil untuk menanyakan jawabannya.

10 komentar:

Ahmad Sahidah mengatakan...

mendukung penyair sebagai kolom pekerjaan di KTP. Tapi, dengan syarat, yang bersangkutan mendapatkan sertifikat lebih dulu. :-)

M. Faizi mengatakan...

hahahaha.. salut. Anda rupanya dapat membaca arah tulisan ini meskipun tidak disebutkan secara tersurat :-D

tamam ayatullah malaka mengatakan...

waduh, malu saya membacanya. Ketika diminta mengisi formulir di sebuah rumah sakit, mendadak istri saya berhenti menulis. Dan berkata: mas, ini soal pekerjaan diisi apa ya??

eh?? Iya ya?
Diisi apa ya enaknya dik??
Wiraswasta aje deh..

haha...

M. Faizi mengatakan...

Terima kasih, "Wiraswasta". engkau telah menyelamatkan muka banyak orang di muka umum. hahaha...

Begitu, ya, Tamam...

tamam ayatullah malaka mengatakan...

haha..
saya kira ini lebih-kurang disebabkan oleh catatan KTP.

Entah apa yang sebenarnya terjadi di kelurahan, sehingga tercatat dalam profesi pekerjaan saya di KTP, subagai Tukang Kebun. Saya khawatir dokternya jadi shock.

Demikian kesalahpaham saya betulkan sebagaimana mestinya. Surabaya, 09 Mei 2012, terima kasih.

M. Faizi mengatakan...

Tamam: seru sekali pengalaman Anda. hahahah.... saya aja takut membacanya. hahah. tapi saya terima saja andai saya yang mengalami itu, bahkan saya akan senang karena tukang kebun itu merupakan pekerjaan yang mulia, seperti kata Rabindranath Tagore

indriankoto.blogspot.com mengatakan...

Catatan Sipil tak punya jawabanya juga, mau ditulis: Wiraswasta atau wartawan?

M. Faizi mengatakan...

hahaha.. iya, ya.. terima kasih bung Koto, sudah membuat komentar yang lucu

Edi Winarno mengatakan...

Di KTP, pekerjaan saya tertera sebagai Wiraswasta. Padahal, secara nyata, saya hanyalah 'wira-wiri'.

M. Faizi mengatakan...

Nah, itu, Mas. karena memang harus begitu caranya, hehe...

Entri Populer

Shohibu-kormeddaL

Foto saya

Saya adalah, antara lain: 6310i, R520m, Colt T-120, Bismania, Fairouz, Wadi As Shofi, Van Halen, Puisi, Hard Rock dll

Pengikut

Label

666 (1) Abdul basith Abdus Shamad (1) adi putro (1) adsl (1) Agra Mas (1) air horn (1) akronim (1) Al-Husari (2) alih media (1) Alquran (1) amplop (1) Andes (1) Android (1) anekdot (3) aula asy-syarqawi (1) Bacrit (2) bahasa (5) baju baru (1) baju lebaran (1) Bambang Hertadi Mas (1) bani (1) banter (1) Basa Madura (1) basabasi (1) batuk (1) bau badan (1) bau ketiak (1) becak. setiakawan (1) belanja ke toko tetangga (1) benci (1) bis (3) bismania (2) BlackBerry (1) Blega (1) blogger (2) bodong (1) bohong (2) bolos (1) bonceng (1) bromhidrosis (1) Buang Air Besar (BAB) (1) buat mp3 (1) budaya (1) buku (2) buruk sangka (2) catatan ramadan (4) celoteh jalanan (1) ceramah (1) chatting (1) chemistry (1) cht (1) Cicada (1) Colt T 120 (1) corona virus (1) Covid 19 (1) cukai (1) curhat (5) defensive driving behavior development (1) dering (1) desibel (2) diary (1) durasi waktu (1) durno (1) ecrane (1) etiket (17) fashion (2) feri (1) fikih jalan raya (1) fikih lalu lintas (1) fiksi (2) filem (1) flu (1) gandol (1) gaya (1) ghasab (1) google (1) guru (2) guyon (1) hadrah (1) handphone (1) Hella (1) hemar air (1) Hiromi Sinya (1) humor (2) IAA (1) ibadah (2) identitas (1) ikhlas (1) indihome (1) inferior (1) jalan raya milik bersama (1) jamu (1) jembatan madura (1) jembatan suramadu (2) jenis pekerjaan (3) jiplak (2) jual beli suara (1) Jujur (3) Jujur Madura (1) jurnalisme (1) jurnalistik (3) KAI (1) kansabuh (1) Karamaian (1) karcis (1) Karina (1) Karma (1) Kartun (1) kebiasaan (5) kecelakaan (2) kehilangan (1) kenangan di pondok (1) Kendaraan (2) kereta api (1) keselamatan (1) khusyuk (1) kisah nyata (7) Kitahara (1) kites (1) klakson (1) klakson telolet (1) kode pos (2) kopdar (2) kopi (1) kormeddal (19) korupsi (2) KPK (1) kuliner (2) L2 Super (2) lainnya (2) laka lantas (1) lakalantas (1) lampu penerangan jalan (1) lampu sein (1) layang-layang (1) lingkungan hidup (3) main-main (1) makan (1) makanan (1) malam (1) mandor (1) Marco (1) masjid (1) Mazda (1) MC (1) menanam pohon (1) mengeluh (1) menulis (1) mikropon (1) mimesis (1) mirip Syahrini (1) mitos (1) modifikasi (1) money politic (1) Murattal (1) musik (1) nahas (1) napsu (1) narasumber (1) narsis (1) Natuna (1) ngaji (1) niat (1) Nokia (1) nostalgia (2) Orang Madura (1) Paimo (1) pandemi (1) pangapora (1) paragraf induktif (1) parfum (1) partelon (1) pasar (1) pekerjaan idaman (1) pemilu (1) peminta-minta (1) penata acara (1) pendidikan (1) pendidikan sebelum menikah (1) penerbit basabasi (1) pengecut (1) penonton (1) penyair (1) penyerobotan (1) Pepatri (1) perceraian (2) Perempuan Berkalung Sorban (1) perja (1) perjodohan (1) pernikahan (1) persahabatan (1) persiapan pernikahan (1) pertemanan (1) pidato (1) plagiasi (2) plastik (1) PLN (1) pola makan (1) poligami (1) polisi (1) politik (1) polusi (1) polusi suara (2) Pondok Pesantren Sidogiri (1) ponsel (2) popok (1) popok ramah lingkungan (1) popok sekali pakai (1) PP Nurul Jadid (1) preparation (1) profesional (1) PT Pos Indonesia (1) puasa (5) publikasi (1) puisi (2) pungli (1) Qiraah (1) rasa memiliki (1) rekaan (1) rempah (1) ringtone (1) rock (1) rokok (1) rokok durno (1) rumah sakit (1) Sakala (1) salah itung (2) salah kode (3) sanad (1) sandal (1) santri (1) sarwah (1) sastra (1) sekolah pranikah (1) senter (1) sepeda (3) sertifikasi guru (1) sertifikasi guru. warung kopi (1) shalat (1) shalat dhuha (1) silaturahmi (1) silaturrahmi (1) siyamang (1) SMS (1) sogok bodoh (1) sopir (1) soto (1) sound system (1) stereotip (1) stigma (1) stopwatch (1) sugesti (1) sulit dapat jodoh (1) Sumber Kencono (1) Sumenep (1) suramadu (1) syaikhona Kholil (1) syawalan (1) takhbib (1) taksa (1) tamu (2) Tartil (1) TDL (1) teater (1) teknologi (2) telkomnet@instan (1) tengka (1) tepat waktu (1) teror (3) tertib lalu lintas (28) The Number of The Beast (1) tiru-meniru (1) TOA (2) tolelot (1) Tom and Jerry (2) tradisi (1) tradisi Madura (4) transportasi (1) ustad (1) wabah (1) workshop (1) Yahoo (1) Yamaha L2 Super (1)

Arsip Blog