29 Agustus 2012

Menghitung Spion dan Lampu Ekor

Jumat pagi, 24 Agustus lalu, saya naik kendaraan dari Pamekasan ke Guluk-Guluk. Sambil lalu, saya menghitung jumlah sepeda motor yang mendahului/didahului oleh saya. Jumlah totalnya adalah 42 sepeda motor. Jarak penghitungan dimulai dari Accemmanis (Pamekasan) hingga Guluk-Guluk (Sumenep). Adapun total jumlah jarak yang ditempuh adalah 30 kilometer. Waktu lama perjalanan berkisar 45 menit.

Apa yang ingin saya catat dari sepeda motor itu? Saya menghitung berdasarkan kaca spion. Dari jumlah total 42 sepeda motor, hanya ada 17 sepeda motor yang menggunakan 2 spion standar; ada 9 sepeda motor tidak memakai spion sama sekali, dan 16 tersisa hanya menggunakan “spion-spionan”, yaitu spion kecil/kaca datar yang jelas-jelas tidak dapat memantulkan onjek bergerak/kendaraan yang ada di belakangnnya karena terhalang oleh lengan atau tangan si pengendara.

Hampir dua tahun yang lalu, di suatu malam, saya juga melakukan penghitungan serupa. Bedanya, kali itu saya menghitung jumlah sepeda motor yang tidak menggunakan lampu belakang (lampu ekor). Hasilnya, dari 24 sepeda motor yang didahului, ada 9 sepeda motor yang mati lampu belakangnya. Angka ini sangat menakjubkan mengingat jalan itu adalah jalan raya, bukan jalan pedesaan yang mana arus lalu lintas sangat padat dan kendaraan yang melintas pun begitu ramai.

Setiap kali menempuh rute ini, ada satu atau dua momen kaget. Momen kaget ini hampir pasti saya alami setiap lewat di jalur tersebut, baik berupa belok mendadak tanpa lampu sein, aksi melongok dengan mata kepala karena tidak ada spion standar, dan jenis kecerobohan yang lain. saya berharap agar operasi lalu lintas tidak hanya getol di siang hari, yang notabene hanya mengecek kelengkapan surat-surat kendaraan. Betul, mengecek kelengkapan surat-surat itu berhubungan dengan pajak. Namun juga mengecek kelengkapan lampu di malam hari, menurut saya, akan banyak membantu masyarakat menyelamatkan nyawa agar tidak hilang percuma di jalan raya.

Betul, soal mati kapan dan di mana itu urusan Tuhan. Namun sikap hati-hati adalah ikhtiar yang wajib dilakukan. Wajib hukumnya, bukan main-main.

bacaan terkait:

1. Lampu Kota

2. Spion

5 komentar:

Edi Winarno mengatakan...

Saat mudik (dan balik) ke LA kemarin, sebenarnya saya hendak menghitung sandal anak kecil yang terjatuh (yang sebelah saja) di jalan raya. Benda itu, karena cuma sebelah, tentu tak ada harganya. Seperti juga kunci rumah yang terjatuh di jalan.
Artinya, menemukan pun tidak senang, tetapi bagi yang kehilangan sungguhlah menyedihkan.

M. Faizi mengatakan...

Begitu ha-ha-ha-ha-nya ide, Anda, Mas Edwin. Saya tidak membayangkan yang Anda rencanakan itu. Sungguh, bakal seru kalau saja diwujudkan. Cuma, harus ada target yang tujuan yang jelas agar mudah nanti penulisan proposalnya, hehe....

rental mobil mengatakan...

benar banget tuh.. banyak yang gak ngecek kelengkapan motornya.

iklan baris mengatakan...

semoga saja semua sadar yah..

M. Faizi mengatakan...

@Rental Mobil: iya. memang demikian kenyataannya

@Iklan Baris: semoga demikian

Entri Populer

Shohibu-kormeddaL

Foto saya

Saya adalah, antara lain: 6310i, R520m, Colt T-120, Bismania, Fairouz, Wadi As Shofi, Van Halen, Puisi, Hard Rock dll

Pengikut

Label

666 (1) Abdul basith Abdus Shamad (1) adi putro (1) adsl (1) Agra Mas (1) air horn (1) akronim (1) Al-Husari (2) alih media (1) Alquran (1) amplop (1) Andes (1) Android (1) anekdot (3) aula asy-syarqawi (1) Bacrit (2) bahasa (5) baju baru (1) baju lebaran (1) Bambang Hertadi Mas (1) bani (1) banter (1) Basa Madura (1) basabasi (1) batuk (1) bau badan (1) bau ketiak (1) becak. setiakawan (1) belanja ke toko tetangga (1) benci (1) bis (3) bismania (2) BlackBerry (1) Blega (1) blogger (2) bodong (1) bohong (2) bolos (1) bonceng (1) bromhidrosis (1) Buang Air Besar (BAB) (1) buat mp3 (1) budaya (1) buku (2) buruk sangka (2) catatan ramadan (4) celoteh jalanan (1) ceramah (1) chatting (1) chemistry (1) cht (1) Cicada (1) Colt T 120 (1) corona virus (1) Covid 19 (1) cukai (1) curhat (5) defensive driving behavior development (1) dering (1) desibel (2) diary (1) durasi waktu (1) durno (1) ecrane (1) etiket (17) fashion (2) feri (1) fikih jalan raya (1) fikih lalu lintas (1) fiksi (2) filem (1) flu (1) gandol (1) gaya (1) ghasab (1) google (1) guru (2) guyon (1) hadrah (1) handphone (1) Hella (1) hemar air (1) Hiromi Sinya (1) humor (2) IAA (1) ibadah (2) identitas (1) ikhlas (1) indihome (1) inferior (1) jalan raya milik bersama (1) jamu (1) jembatan madura (1) jembatan suramadu (2) jenis pekerjaan (3) jiplak (2) jual beli suara (1) Jujur (3) Jujur Madura (1) jurnalisme (1) jurnalistik (3) KAI (1) kansabuh (1) Karamaian (1) karcis (1) Karina (1) Karma (1) Kartun (1) kebiasaan (5) kecelakaan (2) kehilangan (1) kenangan di pondok (1) Kendaraan (2) kereta api (1) keselamatan (1) khusyuk (1) kisah nyata (7) Kitahara (1) kites (1) klakson (1) klakson telolet (1) kode pos (2) kopdar (2) kopi (1) kormeddal (19) korupsi (2) KPK (1) kuliner (2) L2 Super (2) lainnya (2) laka lantas (1) lakalantas (1) lampu penerangan jalan (1) lampu sein (1) layang-layang (1) lingkungan hidup (3) main-main (1) makan (1) makanan (1) malam (1) mandor (1) Marco (1) masjid (1) Mazda (1) MC (1) menanam pohon (1) mengeluh (1) menulis (1) mikropon (1) mimesis (1) mirip Syahrini (1) mitos (1) modifikasi (1) money politic (1) Murattal (1) musik (1) nahas (1) napsu (1) narasumber (1) narsis (1) Natuna (1) ngaji (1) niat (1) Nokia (1) nostalgia (2) Orang Madura (1) Paimo (1) pandemi (1) pangapora (1) paragraf induktif (1) parfum (1) partelon (1) pasar (1) pekerjaan idaman (1) pemilu (1) peminta-minta (1) penata acara (1) pendidikan (1) pendidikan sebelum menikah (1) penerbit basabasi (1) pengecut (1) penonton (1) penyair (1) penyerobotan (1) Pepatri (1) perceraian (2) Perempuan Berkalung Sorban (1) perja (1) perjodohan (1) pernikahan (1) persahabatan (1) persiapan pernikahan (1) pertemanan (1) pidato (1) plagiasi (2) plastik (1) PLN (1) pola makan (1) poligami (1) polisi (1) politik (1) polusi (1) polusi suara (2) Pondok Pesantren Sidogiri (1) ponsel (2) popok (1) popok ramah lingkungan (1) popok sekali pakai (1) PP Nurul Jadid (1) preparation (1) profesional (1) PT Pos Indonesia (1) puasa (5) publikasi (1) puisi (2) pungli (1) Qiraah (1) rasa memiliki (1) rekaan (1) rempah (1) ringtone (1) rock (1) rokok (1) rokok durno (1) rumah sakit (1) Sakala (1) salah itung (2) salah kode (3) sanad (1) sandal (1) santri (1) sarwah (1) sastra (1) sekolah pranikah (1) senter (1) sepeda (3) sertifikasi guru (1) sertifikasi guru. warung kopi (1) shalat (1) shalat dhuha (1) silaturahmi (1) silaturrahmi (1) siyamang (1) SMS (1) sogok bodoh (1) sopir (1) soto (1) sound system (1) stereotip (1) stigma (1) stopwatch (1) sugesti (1) sulit dapat jodoh (1) Sumber Kencono (1) Sumenep (1) suramadu (1) syaikhona Kholil (1) syawalan (1) takhbib (1) taksa (1) tamu (2) Tartil (1) TDL (1) teater (1) teknologi (2) telkomnet@instan (1) tengka (1) tepat waktu (1) teror (3) tertib lalu lintas (28) The Number of The Beast (1) tiru-meniru (1) TOA (2) tolelot (1) Tom and Jerry (2) tradisi (1) tradisi Madura (4) transportasi (1) ustad (1) wabah (1) workshop (1) Yahoo (1) Yamaha L2 Super (1)

Arsip Blog