03 Agustus 2013

Paimo: Catatan Orang Waras dalam Petualangan Gila


Akhir Nopember tahun lalu, 2012, empat orang guru bersepeda dari Suramadu, lewat pesisir utara Madura. Tujuan mereka adalah Guluk-Guluk. Setelah bermalam di rumah teman mereka, Imam Junaidi di Ketapang, esoknya mereka melanjutkan perjalanan ke Guluk-Guluk, via Waru dan Pakong.

Saat pertama kali bertemu mereka (Pak Nanang dan istrinya, Liza; Pak Tedi Wardhana dan istrinya, Sekar Dinihari), saya nyaris tak percaya melihat mereka benar-benar nyampe di Guluk-Guluk. Mereka telah melahap jarak tempuh sekitar 150-an kilometer. Hebat, kata saya. Tentu, pernyataan ini saya bandingkan dengan kemampuan saya dalam bersepeda, selama ini.

Nah, 4 hari yang lalu, 31 Agustus 2013, saya mendapat hadiah buku dari Sekar Dinihari; sebuah buku berjudul “Bersepeda Membelah Pegunungan Andes”. Membaca judulnya saja, saya terperangah, karena Andes adalah pegunungan terpanjang di dunia. Benarkah ada orang nekat seperti itu?

Di halaman pertama, ada tanda tangan dari penulis. Ya, namanya Bambang Hertadi Mas, namun lebih dikenal dengan nama panggilan ‘Paimo’: “Buat M. Faizi”, begitu tulisnya, “sepeda adalah media yang tepat untuk menggapai mimpi”. Maka, mulailah saya membaca.

Begitu dapat satu-dua-tiga halaman, sontak saya seperti dipaksa harus melahapnya dalam beberapa kali duduk saja. Maka, pada setiap babnya, bukan decak kagum yang terlontar, tapi ungkapan sejenis “Paimo Edan!” lah yang keluar. Bagaimana tidak, dia itu bersepeda dari La Paz (Bolivia), yang ketinggiannya rata-rata di atas 3.500 mdpl, ke arah barat daya. Daerah-daerah yang dilaluinya antara lain adalah Andean Alti-Plano, menyeberangi danau garam (Salar de Uyuni), melintasi pegunungan Andes, menyusuri gurun Atacama (belakangan dijadikan ajang rally, gantinya Paris-Dakar), La Serena dan Santiago de Cile di Cile, Patagonia. Dia lalu ke Comodor Rivadavia di Argentina, balik lagi ke wilayah Cile, dan berakhir di Punta Arenas, ujung paling selatan Benua Amerika.

Akhirnya, buku terbitan Kompas (2012) dengan ketebalan 304 halaman ini saya baca pagi hari tanggal 1 Agustus 2013 dan selesai esok malamnya, pukul 22.00. Tidak pernah saya membaca buku sampai sengotot ini. Rasanya, buku tersebut menciptakan sensasi tersendiri, sensasi bersepeda jarak jauh dalam kata-kata. Saya pun turut mengharu-biru merasakan 74 hari pengembaraan Paimo dalam dua hari membaca.

Astaga, ‘bener-bener gila ini orang’, begitu batin saya. Paimo telah melintasi pegunungan, danau garam, stepa, sabana, tundra, pampa, dengan jarak 6000 kilometer jauhnya dengan sepeda. Paimo edhyaaan! Lebih-lebih, semua itu ia lakukan sendirian.

Dari sana, pelajaran yang saya dapatkan antara lain adalah: petualangan itu membutuhkan ketangguhan lahir-batin, uang nomor sekian; kemampuan berbahasa asing tidak begitu diperlukan jika kita bisa menggunakan bahasa hati, demikian saran Paimo; nilai-nilai kemanusiaan selalu muncul dan tercipta dalam setiap pertemuan dengan masyarakat setempat, bertahan dari gempuran alam dan cuaca; terakhir, rasa penasaran pada sikap istri dan anaknya, Ochen dan Tia, yang ditinggalkan: bagaimana sikap dan perasaan mereka berdua atas seorang kepala keluarga yang petualang. Inilah inti dari pembacaan saya yang tak sedikit pun terbayang jawabannya.

14 komentar:

isma mengatakan...

waaah, itu bener2 luarrrr biasa! jadi pingin baca bukunya!

M. Faizi mengatakan...

@Isma: Saya tertantang untuk menulis resensi, satu jenis tulisan yang baru sekali ini saya buat, tentang buku ini karena sangat unik dan mendebarkan. Membacanya akan lebih asyik jika kita sambil menyediakan peta cetak biasa dan peta digital, terutama sambil bersiap telur rebus; makanan utama si Paimo ini, hehehe

KertasInfo.Net | SEO Trik | DuniaTips | Tutorial mengatakan...

sangat menyayangkan saya tidak mendapatkan bukunya..

M. Faizi mengatakan...

@KertasINFO: semoga masih ada di toko buku. Adapu saya, punya buku ini lantaran dapat hadiah dari temannya si Mas Paimo itu...

Kang Edi mengatakan...

Saya tertantang untuk ikut 'ngacung' (angkat jari) kalau ada yang nawari dan mau bagi-bagi buku macam ini lagi. Hehe :)

M. Faizi mengatakan...

Kang Edi: ya, silakan menunggu dan berteman dengan orang-orang yang gemar bersepeda,siapa tahu

Unknown mengatakan...

Minal Aidzin Walfa Idzin mohon Maaf Lahir Dan Batin...dan Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri ya sobat.....

Unknown mengatakan...

Ayo gowes, jangan cuma baca bukunya saja :)))

Unknown mengatakan...

Ayo gowes, jangan cuma baca bukunya saja :)))

M. Faizi mengatakan...

@Denny Aby: sama-sama maaf, ya

@Bu Sekar: saya akan segera beli sepeda. tapi untuk yang bisa buat turing jarang jauh, belum mampu. lain kali kalau sudah mampu, akan saya posting :-)

Addarori Ibnu Wardi mengatakan...

Tootnya kayak apa pas ya? Mak ce' hebattah skaleh...

M. Faizi mengatakan...

Addarori: ya, biasa-biasa saja kayaknya, mirip punya saya. mentalnya itu yang beda

TreTan.com mengatakan...

kalau berpetualang lewat bersepeda, kita bisa merasakan secara detail setiap wilayah yang dilewati.. beda saat menggunakan motor / mobil, hanya sebagian besar saja yang bisa dilihat..

jelas banyak pengalaman menarik yang didapat dari bersepeda ini, fisik dari Mas Paimo ini patut diacungi JEMPOLLLLL!! ;)

M. Faizi mengatakan...

@Tretan: tunggu resensinya, agar tulisan jadi lebih lengkap dan lebih menggiurkan, haha

Entri Populer

Shohibu-kormeddaL

Foto saya

Saya adalah, antara lain: 6310i, R520m, Colt T-120, Bismania, Fairouz, Wadi As Shofi, Van Halen, Puisi, Hard Rock dll

Pengikut

Label

666 (1) Abdul basith Abdus Shamad (1) adi putro (1) adsl (1) Agra Mas (1) air horn (1) akronim (1) Al-Husari (2) alih media (1) Alquran (1) amplop (1) Andes (1) Android (1) anekdot (3) aula asy-syarqawi (1) Bacrit (2) bahasa (5) baju baru (1) baju lebaran (1) Bambang Hertadi Mas (1) banter (1) Basa Madura (1) basabasi (1) batuk (1) bau badan (1) bau ketiak (1) becak. setiakawan (1) belanja ke toko tetangga (1) benci (1) bis (3) bismania (2) BlackBerry (1) Blega (1) blogger (2) bodong (1) bohong (2) bolos (1) bonceng (1) bromhidrosis (1) Buang Air Besar (BAB) (1) buat mp3 (1) budaya (1) buku (2) buruk sangka (2) catatan ramadan (4) celoteh jalanan (1) ceramah (1) chatting (1) chemistry (1) cht (1) Cicada (1) Colt T 120 (1) corona virus (1) Covid 19 (1) cukai (1) curhat (5) defensive driving behavior development (1) dering (1) desibel (2) diary (1) durasi waktu (1) durno (1) ecrane (1) etiket (17) fashion (2) feri (1) fikih jalan raya (1) fikih lalu lintas (1) fiksi (2) filem (1) flu (1) gandol (1) gaya (1) ghasab (1) google (1) guru (2) guyon (1) hadrah (1) handphone (1) Hella (1) hemar air (1) Hiromi Sinya (1) humor (2) ibadah (2) identitas (1) ikhlas (1) indihome (1) inferior (1) jalan raya milik bersama (1) jamu (1) jembatan madura (1) jembatan suramadu (2) jenis pekerjaan (3) jiplak (2) jual beli suara (1) Jujur (3) Jujur Madura (1) jurnalisme (1) jurnalistik (3) KAI (1) kansabuh (1) Karamaian (1) karcis (1) Karina (1) Karma (1) Kartun (1) kebiasaan (5) kecelakaan (2) kehilangan (1) kenangan di pondok (1) Kendaraan (2) kereta api (1) keselamatan (1) khusyuk (1) kisah nyata (7) Kitahara (1) kites (1) klakson (1) klakson telolet (1) kode pos (2) kopdar (2) kopi (1) kormeddal (19) korupsi (2) KPK (1) kuliner (2) L2 Super (2) lainnya (2) laka lantas (1) lakalantas (1) lampu penerangan jalan (1) lampu sein (1) layang-layang (1) lingkungan hidup (3) main-main (1) makan (1) makanan (1) malam (1) mandor (1) Marco (1) masjid (1) Mazda (1) menanam pohon (1) mengeluh (1) menulis (1) mikropon (1) mimesis (1) mirip Syahrini (1) mitos (1) modifikasi (1) money politic (1) Murattal (1) musik (1) nahas (1) napsu (1) narasumber (1) narsis (1) Natuna (1) ngaji (1) niat (1) Nokia (1) nostalgia (2) Orang Madura (1) Paimo (1) pandemi (1) pangapora (1) paragraf induktif (1) parfum (1) partelon (1) pasar (1) pekerjaan idaman (1) pemilu (1) peminta-minta (1) pendidikan (1) pendidikan sebelum menikah (1) penerbit basabasi (1) pengecut (1) penonton (1) penyair (1) penyerobotan (1) Pepatri (1) perceraian (2) Perempuan Berkalung Sorban (1) perja (1) perjodohan (1) pernikahan (1) persahabatan (1) persiapan pernikahan (1) pertemanan (1) pidato (1) plagiasi (2) plastik (1) PLN (1) pola makan (1) poligami (1) polisi (1) politik (1) polusi (1) polusi suara (2) Pondok Pesantren Sidogiri (1) ponsel (2) popok (1) popok ramah lingkungan (1) popok sekali pakai (1) PP Nurul Jadid (1) preparation (1) profesional (1) PT Pos Indonesia (1) puasa (5) publikasi (1) puisi (2) pungli (1) Qiraah (1) rasa memiliki (1) rekaan (1) rempah (1) ringtone (1) rock (1) rokok (1) rokok durno (1) rumah sakit (1) Sakala (1) salah itung (2) salah kode (3) sanad (1) sandal (1) santri (1) sarwah (1) sastra (1) sekolah pranikah (1) senter (1) sepeda (3) sertifikasi guru (1) sertifikasi guru. warung kopi (1) shalat (1) shalat dhuha (1) silaturrahmi (1) siyamang (1) SMS (1) sogok bodoh (1) sopir (1) soto (1) sound system (1) stereotip (1) stigma (1) stopwatch (1) sugesti (1) sulit dapat jodoh (1) Sumber Kencono (1) Sumenep (1) suramadu (1) syaikhona Kholil (1) takhbib (1) taksa (1) tamu (2) Tartil (1) TDL (1) teater (1) teknologi (2) telkomnet@instan (1) tengka (1) tepat waktu (1) teror (3) tertib lalu lintas (28) The Number of The Beast (1) tiru-meniru (1) TOA (2) tolelot (1) Tom and Jerry (2) tradisi (1) tradisi Madura (4) transportasi (1) ustad (1) wabah (1) workshop (1) Yahoo (1) Yamaha L2 Super (1)

Arsip Blog