Tiap malam begini, Siti selalu terbangun mendengarakan
tangis anaknya atau karena SMS dari sebuah nomor tidak dikenal. Anaknya yang
kecil memang tidak selalu bangun tengah malah, tapi SMS gelap itu selalu datang
tiap malam. Betul isi SMS memang mengajak bangun shalat malam atau petuah lain,
kutipan hadits, dan seterusnya.
Sampai pada akhirnya, Monik terganggu dan langsung telepon
balik, beberapa detik setelah ia menerima SMS serupa, suatu waktu di tengah
malam. Panggilan tidak diterima. Ia penasaran, apakah pengirim SMS itu orang,
mesin, atau hantu? Ia pun berkirim pesan, “Siapa pemilik nomor ini?”. Ditelepon
tidak diangkat, di-SMS tidak dibalas.
Pada suatu pagi, kira-kira pukul 9, entah mengapa tiba-tiba
Monik punya keinginan untuk menelepon nomor itu. Dan, ternyata, panggilan
diterima.
“Ono opo, Mbak Monik?” Suara seorang perempuan muda.
“Loh, iki sopo?” tanya Monik.
“Aku, Yanti.”
“Oh, kirain siapa. Ini nomormu, tah?”
“Bukan, punya mas-ku. Kenapa, Mbak?”
“Oalah, iki lho, nomor ini selalu kirim SMS tengah malam.
Pas ditelepon tidak diangkat, kalau di-SMS juga tidak membalas. Sekarang,
mas-mu ke mana?”
“Ke kantor, Mbak. Iya, ini nomor mas-ku yang satunya. Mas-ku
punya dua nomor.”
Sekarang Monik sudah tahu, siapa pemilik itu nomor itu.
Hanya saja, Monik baru menduga-duga, mengapa pemilik nomor itu merahasiakan
identitas dirinya. Maka, suatu saat ketika Monik berjumpa Yanti yang kebetulan
berada di rumah ibunya, Monik menyampaikan cerita itu kepada mereka.
“Iya, Mon,” yang menjawab justru Tuminem, ibu Yanti. “Dulu
HP-ku memang sering bunyi tengah malam. Aku terganggu sekali. Sampai
berkali-kali akhirnya aku minta bantuan anakku untuk ngecek. Aku nanya sama si
Yanti, apakah itu bunyi alarem atau apa,” papar Tuminem dengan polos
karena dia memang gaptek. “Ealaaah, ternyata yang kirim SMS itu si Joko, toh,
tetangga kamar dan menantu sendiri.”
Tuminem tertawa, Yanti tertawa karenanya, dan Monik
tersenyum dibuatnya, mengerutkan jidat seraya berpikir bahwa perbuatan baik itu
mestinya memang dirahasiakan, sepertinya halnya “kebaikan tangan kanan jangan
sampai diketahui oleh tangan kiri”. Namun, yang kasus ini jelas berbeda dengan
yang biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar