tag:blogger.com,1999:blog-7369179656391313715.post5874952042975247565..comments2024-03-14T15:37:56.163+07:00Comments on Kormeddal: Dilarang Membuang Klakson ke Sembarang TelingaM. Faizihttp://www.blogger.com/profile/04164259858931820201noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-7369179656391313715.post-76153848469828707642015-03-02T06:55:05.707+07:002015-03-02T06:55:05.707+07:00@Corn dan Edu: terima kasih atas komentar.@Corn dan Edu: terima kasih atas komentar.M. Faizihttps://www.blogger.com/profile/04164259858931820201noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7369179656391313715.post-3403129428653529602014-09-24T14:27:03.732+07:002014-09-24T14:27:03.732+07:00cerita yang hampir sama dengan status tadi. Ya, kl...cerita yang hampir sama dengan status tadi. Ya, klakson adalah "simbol" sekaligus "tanda", simbol sebagai animals symbolic dan tanda sebagai benda mati. Inilah yang menurut Hussel sebagai kesadaran yang membedakan antara benda mati dan benda sosial.Raedu Bashahttps://www.blogger.com/profile/02601120196114704261noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7369179656391313715.post-38168184344903128082014-05-02T13:09:01.924+07:002014-05-02T13:09:01.924+07:00Saya membayangkan; ketika orang-orang lebih bangga...Saya membayangkan; ketika orang-orang lebih bangga dengan mengemudi kendaraan pribadi dengan klakson yang bervariasi, betapa sesaknya jalanan... Betapa ramainya dunia dengan kesenangan pribadi yang enggan terbagi. Saat semua orang tak peduli, pulanglah ke Kormeddal! Rumah tempat memperbaiki diri. corn.calmancal@gmail.comhttp://www.kilaucorn.blogspot.comnoreply@blogger.com