02 Mei 2013

Amal Perbaikan Jalan

Jika Anda menempuh perjalanan dari Ganding ke Rubaru (jalur tengah), Anda akan melewati sebuah perbukitan dengan titik rawan kendara yang disebut Sa’im. Sa’im adalah nama tanjakan-tikungan yang sangat terjal. Jalannya rusak. Tanjakannya mengular. Tikungannya tajam. Dulu, sebelum jalan diaspal, sering terjadi mobil mogok, umumnya bak terbuka, tidak kuat nanjak. Beberapa kali terjadi kecelakaan yang berujung pada korban jiwa. Di malam hari, tak ada seorang pun yang lewat karena tempat itu sama sekali sepi, tak ada rumah penduduk sama sekali.

Tak jauh dari Sa’im, ada perbukitan bernama Canggur. Setelah itu, ketika saya lewat dua hari yang lalu, terdapat jalan menanjak/menurun yang sejak dulu rusak parah. Pernah sekali bumper mobil nyaris ternyangkut. Kini, jalan itu sudah lumayan bagus.
 "Kita Coba Bangkit Sendiri / Mari Bangun Jalan Ini / Dengan Rp 500,-"
Tersebutlah Muhammad Ali Syakir, seorang tokoh pemuda di situ. Dia, bersama masyarakat setempat, berinisiatif membangun sendiri jalan yang rusak cukup lama itu. Mereka bikin cegatan di jalan. Tersedia sebuah gardu dan loudspeaker. Mereka menerima sumbangan dari orang-orang yang lewat. Konon, dari situlah sumber dana mereka.

Memang betul, banyak cegatan di jalan di tempat kami. Masyarakat menyebutnya “amal”. Namun, amal ini biasanya berada di jalan yang dekat dengan masjid sehingga ada tulisan/plakat “Amal untuk Perbaikan Majid”. Nah, yang ini berbeda. Di sana tertulis “Amal untuk Perbaiukan Jalan”. Konon, masyarakat setempat membangun jalan itu sendiri, dengan dana dan tenaga sendiri. Mereka capek menunggu perbaikan jalan yang tak kunjung dimulai. Padahal, jalan kolektor yang menghubungkan Ganding dan Rubaru juga Pasongsongan itu relatif banyak dilewati kendaraan.


Ini adalah sebentuk upaya masyarakat mandiri. Mandiri? Ya, mereka yang memperbaiki fasilitas umum dengan dana dan tenaga sendiri. Namun, istilah ‘mandiri’ ini menjadi aneh karena hal itu terjadi di kabupaten yang kaya raya, di sebuah kabupaten yang—konon—memiliki APBD dan berada di level 10 besar se Indonesia.