19 September 2015

Benar Apa Adanya


Kadang kita melakukan sesuatu secara benar namun salah di mata orang lain. Jika kita ditegur, sangat mungkin kita tidak terima karena kita telah melakukan perilaku yang tidak salah secara hukum formal. Kadang pula, ada orang yang—untuk kasus sejenis—tidak menegur karena memang menanggap tindakan yang tidak mengenakkannya dianggap benar dan dia untuk sementara tidak punya alasan untuk menegurnya.

Saat kita duduk di sebuah warung untuk makan, lalu datang sebuah mobil pengangkut ayam parkir persis di depan kita, apa yang akan kita lakukan? Mobil sudah parkir sesuai aturan, sesuai areal parkir yang disediakan sedangkan kita duduk di meja yang disediakan dan melakukan apa yang mestinya dilakukan; makan. Sementara itu, bau kotoran ayam dari mobil yang jaraknya hanya 3 atau 4 langkah dari hadapan kita sangatlah menyengat.

Jika apa-apa kita lakukan hanya karena alasan benar, sungguh terkadang itu menyengsarakan bagi orang lain. Oleh karena itu, baiknya kita selalu berpikir ulang saat hendak melakukan sesuatu yang melibatkan orang lain. Benar tidak tentu menyenangkan bagi orang lain. Kerap muncul sisi gelap dalam kebenaran yang dilakukan secara apa adanya. Sebab karena kebenaran itu sangat mulia, tidak boleh kita lakukan secara apa adanya.