Di Madura, khususnya di daerah saya (Sumenep), pembacaan shalawat nabi pada acara-acara tertentu selalu diiringi dengan pemukulan hadrah. Pemukulan hadrah biasanya dilakukan setelah pembacaan “shalawat bil julus” (dibaca sambil duduk, karena saat pemukulan hadrah semua hadirin berdiri). Hadrah sangat utama pada acara penting, seperti walimatul ursy, maulid nabi, dan molang are (selamatan anak yang baru lahir).
Nah, jika Anda penggemar hadrah, khususnya genre hadrah ala Sumenep-an, maka ia akan mengacu kepada sebuah nama yang sangat populer, yaitu Yik Ahmad bin Ta’lab. Beliau msayhur sebagai tokoh hadrah/rebana tidak saja di daerahnya (Sumenep), melainkan hingga ke beberapa tempat di daerah tapal kuda, yaitu Madura dan daerah pesisir Jawa bagian timur.
Hingga saat ini, hadrah masih populer di masyarakat. Namun, gempuran industri musik pop yang tak terelakkan telah menciptakan pergeseran selera pendengar dan pemain. Kesenian ini kiranya mulai menjauh dari leluri leluhurnya. Terbukti, kini, mudah ditemukan kaset dan cakram gambar bergerak yang berisikan “hadrah koplo”. Jika didengar sepintas, hadrah jenis ini lebih mirip dangdut yang diiringi hadrah dan bukan sebaliknya.
Sedikit di antara yang banyak, tersebutlah Mushawwir. Ia merupakan salah satu didikan Ahmad bin Ta’lab yang tetap berpegang teguh untuk tetap memainkan hadrah seperti yang ia dapat dari gurunya itu. Tentu, perubahan dan modifikasi, sedikit banyak pasti ia lakukan, tapi perubahan yang tidaklah mendasar. Video berikut ini menunjukan penampilan Mushawwir di langgar Al-Furqan, Sabajarin, Guluk-Guluk, Sumenep. Video diambil 8 Maret 2010.
Jika Anda berminat untuk menonton video ini sampai selesai, silakan tonton versi aslinya di YouTube
Ini versi yang lengkap namun kualitas gambar/audionya lebih buruk:
BalasHapushttp://www.facebook.com/video/video.php?v=1391520789617
itu yang di posting di pebuk itu ya Ke. he he..
BalasHapusCinta: ya, yang di FB yang versi lengkap, tapi jelek gambar dan audionya
BalasHapusMushawwir si Tukang Hadrah, bukan si Tukang Gambar ya.... Legendaris....
BalasHapusKak, kmrin wktu ke Sabajarin sy tak sempat nginjemah kasetah Dhaifi ka Lek Irfan, jhek senga'aah kasokan ngupload ka internet....itung-itung untuk untuk mengabadikan budaya Madura yang katanya tergerus arus musik pop itu —padahal karena kopeng cek kerongah—hehehe. Aslinah, sy suka hadrah justru br stlah di Kairo, karena terkenang Sabajarin smasa mondok dulu.
BalasHapus@Pangapora: khas kamO
BalasHapus@Abbasi: download saja video ini. Untuk kualias HQ, minta sama Pangapora karena video ini diambil dari gadget dia
Penabuh nomor dua di sebelah kiri itu Suhaimi dan Farid, ya? Mon ngabes gulih ben kalambinah, maseh :)
BalasHapus@Abbasi: bukan. yang tengah Mushawwir, samping kanannya H.Masrur, paling kanan itu Mif, yang dulu crosser itu.
BalasHapusKalau yagn di samping kirinya, Husnan dan Tahir. Tetarik dan ada rencana mengundang mereka ke Kairo? Hubungi saya :-D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusklo bisa upload format mp3 jg...
BalasHapuskangen ma hadrah...
d tunggu....
upload d 4shared.com aj..
@Kachoenk: maaf, masih merasa kurang seru kalau mp3. Nanti, kapan-kapan, ya..
BalasHapushmm ada lagi ga yang laen ??
BalasHapusini di pamekasan pengen liat sluruhnya ala bin ta'lab yang vol 1 sampe trakhir... klw ada saya minta tolong di uploadkan.... byar budaya qta ga ktutupan bumi.... hmmm trimakasih akhi
saya gila HDRAH (Gildrah) kalo ada yang punya yik ahmad cs di kirim n ditampilin biar sareyang tor meddl maloloh tak compet......sakalangkong tor salam kor meddel
BalasHapussaya gila HDRAH (Gildrah) kalo ada yang punya yik ahmad cs di kirim n ditampilin biar sareyang tor meddl maloloh tak compet......sakalangkong tor salam kor meddel
BalasHapusTerima kasih kunjungan Anda, Gildrah. Saya ada dua lagu Yik Ahmad, dengan ekstensi file mp3: Maulana Rabbi dan Ya Nabi.
BalasHapusAssalamualaikum warahmatuulllahi wabarakatuh.
BalasHapusSaya jadi kangen Alfurqaan; hadhrah-nya yang khas, surau yang coklat pintu dan jendelanya, lebih-lebih pada kamar no. 9 yang hanya berukuran tiga persegi itu. hehehehehe....
@Kenduri Imajinasi: Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu. Saya juga senang jika kamu masih ingat hadrah itu, rebana yang saya angkut dari rumahmu :-)
BalasHapusSaya menyukai kata pemukulan, yang sebelumnya selalu dikaitkan dengan berita kejahatan di media, ternyata dalam blog ini digunakan untuk hadrah.
BalasHapus@Asahidah: "pemukulan", ya, saya mengikuti kebiasaan istilah pemukul/penabuh rebana, seperti juga bawa'. Anda cermat sekali. Terima kasih.
BalasHapuspost yang bagus,
BalasHapusayah saya di bangkalan termasuk penggemar berat AHMAD TA'LAB...
ingat waktu kecil dulu ayah sering putar kaset pita hadrah tsb,
kalau abang punya MP3 tolong di sahre juga,,ya,,
terimakasih...
@Anam: terima kasih sudah memmberikan tanggapan dan apresiasi. Ini saya punya 2 file hadrah beliau. sebetulnya sih banyak, tetapi sayang kualitasnya jelek. cuma 2 ini yang lumayan bagus
BalasHapushttps://www.dropbox.com/sh/8g8dxfd380utejq/J3VtAq-VBN
Saya penggemar hadrah achmad bin ta'lab yg ad di bondowoso dan sy kagum mlihat gaya pukulan hadrahx di sblah kanan ust.musyawir itu....
BalasHapusSaya penggemar hadrah achmad bin ta'lab yg ad di bondowoso dan sy kagum mlihat gaya pukulan hadrahx di sblah kanan ust.musyawir itu....
BalasHapusKalau mau belajar hadrah sumenep di mana ya gan?
BalasHapusdi kota Sumenep ada H. Sakdani, bisa ke beliau
BalasHapus