27 Agustus 2009

Paragraf


Kali ini, Kormeddal tampil untuk edisi bahasa, khususnya seputar paragraf deduktif dan induktif.


DEDUKTIF (Inti kalimat ada pada bagian awal paragraf)

Nahas benar hari-hariku belakangan ini. Sepupuku menabrakkan bumper Suzuki Carry ke tembok gudang tadi malam. Bumper jadi penyok dan lampu seinnya retak. Siang hari esoknya, atap pojok kamar mandi mushalla yang baru saja diperbaiki diserempet atap mobil tamu. Patahlah papan kayu bercat meni merah itu. Sore harinya, pojok kanan bokong Colt T-120 milikku ditabrakkan Jauhari, sopir yang kukenal paling hati-hati dalam mengemudi, ke tugu pembatas. Akibatnya, hancurlah dempulan bodi colt tua itu sebesar peci nasional ukuran 10. Kocekku pun harus dirogoh lebih dalam. Belum selesai: esok hari berikutnya, sopir adik iparku, saat memundurkan kendaraannya, menabrak pohon klengkeng kesayanganku hingga patah. Pohon ini merupakan tanaman terakhir alhamrhum bapakku, dua tahun yang lalu, dan tumbuh baru sejengkal setengah saja.


INDUKTIF (Inti kalimat ada pada bagian akhir paragraf)

“Padahal, ceritanya begini, Pak. Setelah bumper Carry itu penyok, dibawalah ia ke Pak Muntasir untuk diperbaiki. Sebetulnya, Pak eMMon ini bukan bengkel mobil, tetapi dia merupakan “kakek segala tahu”-nya kami. Dia ini bisa mengerjakan kabel, karburator, las, cat, dan apa saja sesuai permintaan pasiennya. Demikian pula, Si Titos yang baru saja nyeruduk tugu, harus opname di “As’ari & Dulla All Stars”. Colt Titosku ini harus melalui tahap pengecatan ulang pada beberapa sisinya. Kedua cerita di atas ini tidak sekadar butuh dempul dan cat, tetapi juga butuh uang. Nah, apakah Sampeyan ini sedang ada uang? Mari, beri saya pinjam.


Catatan: seseorang cenderung menggunakan paragraf induktif ini untuk meminjam uang. Hal ini sesuai dengan kata pepatah: "Berbasa-basi dulu, berinti-inti kemudian..."


5 komentar:

  1. Duh, komentnya enaknya apaan yak...?
    setuju aja wes ama pcatatannya, ada juga pepatah yang bilang bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian....atau lebih tepatnya malah mati kemudian ya......hihihiihihhi...nggak tahu ding.....ya gitulah pokoke...^_^

    BalasHapus
  2. yang "malah mati kemudian" itu pepatah versi Aziz MS, he..he..

    BalasHapus
  3. Iya pak, yang jamrud ya....^_^

    BalasHapus
  4. Saya jarang bersumpah, tapi membaca tulisan ini, saya merasa perlu untuk itu, akhirnya "Billahi hahahaha"

    BalasHapus
  5. Untuk ngasih koment,terpaksa pinjem URL kormeddalnya, heheheh

    BalasHapus

Silakan berkomentar sesuai kegundulan