Ini adalah adegan percakapan antara penumpang dan petugas. Sopir mobil carteran terlanjur pasrah dan diam karena STNK dan SIM-nya sudah berpindah ke tangan petugas.
“Kendaraan Anda kelebihan penumpang!” kata petugas dengan nada tegas.
“Beh, Pak! Kami ini mau pergi ziarah ke Syaikhona Kholil, Pak!”
“Iya. Itu urusan Anda, mau ke mana saja terserah Anda. Tapi kendaraan ini kelebihan penumpang dan tetap harus ditilang. Mari, mari kita selesaikan di pos.”
“Lha... Pak! Pak! “Orang tua itu memanggil-manggil petugas. Sementara si sopir pasrah karena membayangkan denda yang harus dibayarkan, di pos atau di pengadilan.
“Pak!!” Kali ini, lelaki itu memanggil petugas dengan nada nyaris berteriak, “Sampeyyan ini mau tilang kami? Benar? Sampeyyan ndak takut kena tola (tulah)? Kami ini mau ziarah ke pasarean Syaikkona Kholil lho. Awas, ya. Saya ndak tanggung jawab kalau terjadi apa-apa dengan Sampeyan besok.”
7 komentar:
Senga' mik kening tola.,
hihihi.,,
menunggu lanjutan kisahnya..
Bagaimana nasib mobil dan supir itu selanjutnya? Benarkah dia akhirnya ditilang? atau dibebaskan begitu saja?
benarkah polisi itu kena tola almarhum syaikhona khalil.??
Kita tunggu bersama kelanjutannya.. Hanya di kormeddal.blogspot.com
@Luthfi: iya, hati-hati dan awas
@Cinta: kisahnya pasti bukan soal ditilang atau tidak, karena kalau dijelaskan dengan demikian, kisah ini jadi tidak menarik dan seperti berita biasa.
Tunggu saja dalam bentuk terbitan yang lain
Kira2 Pak Pulisinya tahu pangkatnya MBAH KHOLIL ndak yah.. :D
BCD: nah, itu dia. Mungkin ndak tahu.. tapi ndak masuk akal kalau ndak tahu semetnara dia ada di madura
berat jadi polisi jaman sekarang :)
tapi lebih berat jadi pengemudi jaman sekarang :)
Wah, ada Bung Plentonk.
Selamat datang, Komentar Berat.
Posting Komentar