Karena Hari Ini Adalah 21 Mei…
Banyak orang mengenang hari ini. Namun, umumnya tentang kenangan pahit, minimal célo’. Kenangan tentang teror, sebuah upaya menciptakan suasana ngeri dan takut dalam ketenangan hidup. Teror adalah sakit yang tidak kasat mata. Ketakutan dari jenis ini sangat menukik, tetapi tidak di-belasungkawa-i sahabat dan famili karena tidak kelihatan. Sakitnya bukan ke badan, tetapi pada mental dan perasaan. Sulit melawan teror karena kita tidak sedang berhadapan dengan “yang kelihatan”.
Kasus-kasus teror di
Kasus Trisakti dan Kudatuli adalah serangkaian cerita horor. Namun, di balik itu semua, sesungguhnya, ada sejumlah kisah teror yang tidak sembarang jadi berita. Lazimnya, teror berupa ancaman tak langsung karena lawan sadar penuh dirinya mengandung banyak sifat asam dan masih butuh, antara lain, pada Zirconium Tetrachlorohydrex Glycine, PPG-14 Butyl Ether, Cyclomethicone agar dirinya tak jadi kecut se-asam penakut.
ponsel protolan milik Out of Topic (O-O-T)
Teror dalam perkomunikasian dan pertelponan dan perhapean dan per-sms-an, dalam keseharian kita, terkadang muncul, antara lain, melalui: kawan yang sering gonta-ganti nomer ponsel (usaha pemerintah mewajibkan pendaftaran nomor ke 4444 ternyata kurang berhasil), SMS ancaman dari nomor tak dikenal, panggilan pribadi/private number, telepon mendadak pada hari Jumat jelang siang berisi kabar hadiah/hibah dengan syarat segera menyetor uang muka (dengan berharap kita lengah; diberi kesempatan berpikir tergesa karena terbentur jam tutup kas bank di hari Jumat dan Sabtu-Minggu yang rehat); semua ini juga anak-pinak teror, lho…
Nah, rugi kiranya kita mudah terteror oleh SMS-SMS bersayang-sayang dari nomor tak dikenal. Sebab, melayani yang tak dikenal/tidak jelas rasanya memang kurang berfaedah kecuali untuk mengisi waktu luang (sebagai ganti dari teka-teki silang, kelebihan pulsa, dan jempol yang terlalu berotot buat balas SMS).
“Pa kbr, Sayang….”
“Baik-baik, Sayur! Nih, aku lg makan ama teror mata sapi..."”