Jamudin: ya, maklumlah, Go! negaramu kan kaya kopi. Di sana juga banyak kayu, ya?
Tiago: ya, kayu di Hutan Amazon itu emang mau diapain kalau gak ditebang. Kalaupun ditebang tiap hari, sampai kiamat pun gak bakal gundul. Paling-paling kayak kamu si "Agus Umar": agak gundul sedikit -- untung masih ada rambut.
Jamudin: kaya pisang juga, kan? Negaramu itu memang negara pisang!
Tiago: Ho-o.. di samping banyak, pisang di negaraku itu gede-gede. Bahkan ada yang kayak "Monas".
Jamudin: Hah??? Gede amir... Tapi, di negaraku sini ada pembuat wajan yang segede-gede stadion Sao Paulo itu.
Tiago: emang buat apa wajan segede itu?
Jamudin: ya, buat menggoreng pisang yang kamu bilang kayak Monas itu…
4 komentar:
tekka`ah la 'pisang'ah overkapra, tak usa epangumuman, kanak... Ersy !
ada nama jamudin, saya ingat dulu ada waria yang suka ke annuqayah, dia juga sangat suka 'pisang'
di kampung saya ada toko jual kertas seluas kecamatan kota. gunanya untuk membungkus pisang gorengnya ke faizi.....hahaha...
Saya sudah di siapkan perut sebesar menara pisa, buat nampung pisang gorengnya...
Posting Komentar