Saya suka merperhatikan yang remeh-temeh. Katanya, ini merupakan resep yang baik sebagai modal menjadi penulis, membuat deskripsi, kelak kalau saya benar-benar jadi novelis.
Santre ding latian pidato:
Diawali dengan “Pertama-tama, marilah kita panjatkan…”
dan selalu ditutup dengan “mungkin hanya ini dari kami…”
5 komentar:
...amma ba'du, [komentar]... mungkin hanya ini dari kami… :(
...Fesli, lets tenk tu Allah, hu hes blessesas... sekenli... de profit, hu has bringingas from de darknis intu de laitnis... DAN PENUTUPNYA: ai apulujis tu yu ol if yu fon many mistekes from mai spices... (JANGAN CUMA LIHAT GAYA PIDATO, SPELLING, DAN "SERAGAM"NYA, TAPI LIHAT GRAMATIKA NYA! SALBUT ODI')
atau ditutup pakai pantun;
Empat kali empat enambelas....
Edi Winarno: kebetulan sudah lama sekali saya tidak mendengar pantun perkalian itu, mas. Syukur deh :-)
Posting Komentar