Robi merasa kasihan pada Nasikun karena statusnya yang: pengeluaran tetap, pemasukan tidak jelas. Sementara ini, Robi bekerja sebagai tukang di sebuah perusahaan kayu di
Nasikun, yang setiap hari mengeluh karena tidak punya pekerjaan, selalu berkata seperti ini jika ditanya mengapa dia tidak bekerja: “Allah bagi-bagi rezeki, tapi tidak bagi-bagi pekerjaan!” Dia ini memang Si Raja Pengeluh. Karenanya, dengan tekad bulat, Robi mengajak dia bekerja di Kalimantan setelah lebih dulu bertanya,
“KamO bisa di pertukangan?”
Dan si kawan bernama Nasikun pun tersebut itulah menjawab,
“Ya, ya, ya!!” lengkap dengan anggukan kepala.
.
Singkat cerita, berangkatlah mereka berdua.
Tapi, apa lacur! Setiba di
“Nasikun, bener kamO ini ingin bekerja??” Kali ini, intonasi meninggi lengkap dengan pelototan mata. “Bekerja ke’ mana kalo skil tak ada. Bigimana ini kamO?!” Robi butul-butul mangkel pada kawan yang telah memerdayainya itu. “Trus, kamO itu bisanya jadi apa?”
“…….Mandor!”
4 komentar:
...khas MandOra...
Bigimana bisa jadi mandor klo ga' tau "nokangen"? Wong terkadang mandornya juga kerja!
Wow! Orange?! Hmm... berdasar "ma ajraa-Llahu 'aadatahuu fih", orange mencerminkan kekuatan, kemauan, eksentrik, aktif, agresif, bersaing...
Eits! ada lagi:
humoris, sastrawan, penyair, penulis, perokok berat, pecinta kopi, pengumpul prestasi berklasifikasi "langka", (tapi tetap) low profile, (yang ditunjukkan dengan menjadi) pengemudi titos du polo, pemegang hape rilisan kesultanan demak, pemakai songkok monas, pencari buku terbitan pabrik kertas LETJES, dan masih banyak lagi, yg tak kan habis hanya oleh postingan 2-3 blog sekaligus... :}
Posting Komentar