Seorang hartawan desa datang ke kota. Saat menyodorkan uang untuk tape-compo paling mahal yang dia beli, ekor matanya melirik sebuah lemari besar. Dia beli itu juga. Dan ketika pelayan toko memberikan pencerahan, bahwa lemari pembeku (freezer) tersebut membutuhkan watt tinggi dan harus dengan listrik bertegangan 220-230 untuk pengoperasiannya, wak haji kaya ini tetap tidak peduli. “Sudah sejak lama saya mengimpikan punya lemari licin yang bagus,” katanya ketus.
Menurut Vladimir Propp di dalam bukunya, Morphology of the Folktale (1979: 1924), pada dasarnya setiap cerita mempunyai konstruksi. Dan tiap konstruksi terdiri dari beberapa unsur, seperti unsur pelaku, perbuatan, dan penderita. Ketiga unsur itu dapat dikelompokkan lagi pada dua bagian, yakni ‘unsur yang tetap’ dan ‘unsur yang berubah’. Adapun ‘unsur yang tetap’ adalah perbuatan dan tindakan. Sementara ‘unsur yang berubah’ adalah unsur pelaku dan penderitanya.
Karena itu, setiap ada cerita konyol tentang Madura, saya tak langsung mempercayainya. Jangan-jangan, cerita sejenis juga berkembang di daerah lain, dengan perbuatan dan tindakan yang sama, tetapi hanya direkonstruksi lakonnya. Cerita-cerita konyol juga sering ditemukan di Aceh dan Ambon, dengan format cerita yang sama, lakonnya saja yang berbeda.
Namun, yang paling akrab dimunculkan adalah kekonyolan orang Madura, meskipun dari beberapa bahan yang saya kumpulkan, seringkali juga sama dengan struktrur naratif foklor Nusantara lainnya. Mengapa? Barangkali, kata Sindunata dalam resensi untuk buku Across Madura-Strait (Basis, no.09-10, Desember 2006), merupakan anak-pinak dari cara pandang minor (inferioritas) yang diciptakan oleh etnografi (yang juga “dioperasikan” oleh orang-orang Jawa) sejak zaman penjajahan Belanda. Kasihan, kau Madura!
Akan tetapi, yang di bawah ini, sungguh benar-benar saya lihat sendiri, beberapa menit yang lalu sebelum saya menerbitkannya di sini:
:
3 komentar:
Jika orang barat suka ber"papan" di eBBoxnya mobil pikep (yang lalu di kerenkan dengan nama HOUSE TRAILER), maka "lemari" inilah bentuk lain "kecerdasan" orang madura yang langka!
Tunggu saja 1-2 hari kemudian, mOmkin di rak2nya akan bertenggeran segala macam jenis sandang keseharian, hehehe...
setelah dipingkir-pingkir, kekonyolan dan kecerdasan sangat tipis bedanya.
betul, betul.
itu namanya memanpaatkan almari yg ga kepake ra, malah pengkuh dan lebih aman ples bebas gerah hehehe...
Posting Komentar