Sabtu pagi menjelang siang, 2 Juni 2012, saya masuk ke SPBU Kangenan, Pamekasan. Letak stasiun pengisian bahan bakar umum ini berada di sebelah barat ruas jalan Pamekasan-Larangan Tokol. SPBU ini tergolong SPBU tua di Madura mengingat sejak saya ingat, di masa kecil dulu, jika kami hendak bepergian ke Jawa, biasanya sopir mobil selalu mengisi bahan bakar di SPBU ini.
Saat saya antri di pompa bensin sisi kiri, seorang petugas tampak bercakap dengan pengemudi Suzuki Carry 1.5 berwarna biru, plat merah. Petugas tampak senyum-senyum, tapi yang diajak bicara menampakkan wajah serius, bahkan cenderung tegang. Saya tidak mendengar tema pembicaraan itu karena saya masih di atas kendaraan. (saya menyesal tidak mencatat nopol. mobil karena saya memang tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan).
Saat tiba giliran saya, mesin dimatikan, tutup corong bensin dibuka, sambil menyodorkan selembar uang 50.000-an, saya mencoba mengulik.
“Tadi kok kelihatan tegang, Pak? kenapa?”
“Itu lho, bapak yang nyopor Carry tadi minta diisi premium. Saya ledek, ‘biasanya kalau plat merah harus isi pertamax, Pak’, kata saya kepada dia. Eh, malah dia emosional. Dia bilang, ‘suka-suka saya’. Tapi saya bantah, ‘saya sih hanya petugas biasa. Tugas saya hanya menerima uang dan memasukkan bahan bakar sesuai dengan jumlah uang itu.”
“Kok bisa sampai marah?” Saya menyela.
“Mungkin karena saya bilang begini, ‘saya kan hanya petugas, Pak. Mau pertamax, mau premium, itu terserah bapak. Cuma apa bapak nggak malu dengan perarutan yang telah ditetapkan?’
Petugas itu tertawa sambil menarik nozzle dan menautkannya ke mesin pompa. Saya tersenyum memberikan respon. Dan dia berkata lagi ketika saya menutup corong bensin dan menguncinya
“Ya, gitu, Mas. Repot kalau berhadapan dengan orang yang kurang tahu malu. Mungkin dia gengsi karena terlanjur emosi.”
Saya pun pergi dari SPBU itu sambil membayangkan andaikan saya menjadi petugas SPBU itu, atau andaikan saya menjadi sopir Suzuki Carry dengan plat nomor bergincu merah itu.
4 komentar:
wah mbayanginya seperti apa ya?
@Est: saya yang melihat langsung hanya terkagum-kagum pada keberanian si petugas itu. Saya lantas memujinya sehabis dia mengisi bensin untuk kendaraan saya.
Di negeri ini rasa 'malu' udah terkikis habis. Bisa kita lihat para koruptor (maling berdasi), begitu bisa mengumbar tawa tanpa ada rasa sungkan sedikitpun. (maaf Ra, berlagak pengamat dikit)
begitulah kenyataannya. kalau korupsi malah ke-pede-an, luar biasa
Posting Komentar