“Tanda tangan dua kali lagi, Pak, di sini dan di sini!”
Petugas bank itu menunjuk bagian yang mestinya saya tanda tangani. Saya pun lalu melakukan perintahnya. Setelah selesai, petugas melihat tanda tangan tersebut dengan cermat. Dahinya berkerut. Alisnya bertaut.
Dia menatap saya sambil berkata, “Kok tanda tangan Bapak beda satu sama lain?”
Saya tersenyum dan menjawab enteng, “Iman seseorang saja berubah-ubah, Mas, apa lagi cuma tanda tangan.”
Petugas itu tersenyum. Mungkin karena sudah terbiasa nasabah dengan berbagai gaya dan watak, dia tenang saja menjawab.
“Ya, tidak bisa begitu, Pak. Kalau urusan tanda tangan di bank, harus sama, Pak! Mari, Bapak tanda tangan sekali lagi.”
* * *
Saya ingat akan perkataan itu, perkataan yang sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Saya masih ingat hingga sekarang. Apa pasal? Saya merasa bersalah karena telah sembarangan berkata-kata. Dalam istilah anak muda di Madura, itu yang diebut “kormeddal”, yakni “asbun” atau asal bunyi. Ya, memang benar apa yang saya katakan, tapi tentu tidak tepat diucapkan di hadapan petugas bank itu, pada waktu itu.
Benar dalam ucapan belum tentu tepat saat disampaikan. Waktu dan situasi tetap harus menjadi bagian yang harus dipertimbangkan. Saya rasakan sekarang. Terlalu percaya diri, bagi orang lain, terkadang sungguh menyebalkan.
6 komentar:
hehehe,,iya ya pak,,iman kan tidak sama satu sama lain,,tapi untung si petugas bank baik banget..
Betul. Petugasnya sangat baik dan ramah.
Saya juga kadang 'cremet' kalau tanda tangan itu harus seperti 'percetakan', tp kajadian sprti ini sdh sring sy dengar, termasuk dr Ra Faizi yg tentunya dlm mslah tanda tangan ini ckp bjk. Alhmdllh, sy tdk prnah mngalami tnd tngan yg tdk sm, tnt dlm hal ini di bank.
Bahkn sy pernah mliht langsung di Bank, ssorng yg bermslh dg tnda tangnnya, yg trbrsit dlm ht sy rasa kasihan, krena orng itu kyaknx orang desa yg nampk gugup dan kbingungan. Spertinya finger print sngat perlu dlm hal ini. Maaf Ra kl sy 'kormeddal' jg....
betul. tanda tangan memang untuk sementara jadi satu alat deteksi identitas yang masyhur digunakan. suatu saat nanti kita akan menggunakan retina mata (optik) atau sensor yang lain yang lebih simpel untuk mengenali identitas orang
Pengalaman yg tidak asing bagi saya....
Hehehehe
itu tanda tangan, bagaimana kalau cap jari? yang satu cap jempol, yang lainnya jari manis...
Posting Komentar