Itu ‘hanya’ urusan pentas baca puisi, lho. Nah, bagaimana
dengan shalat? Tidak mudah untuk bisa konsentrasi penuh di dalam shalat
(khusyuk) karena khusyuk itu adalah tidak ingat apa pun selian Allah. Jika
seorang deklamator di atas memerlukan 30 menitan ‘prep’ (-aration) untuk
tampil, kiranya kita juga perlu mempersiapkan diri untuk tampil ke dalam
shalat. Soal berapa lamanya, itu bergantung kepada orang yang akan melakukannya.
Suatu saat, sebelum naik ke mushalla untuk shalat ashar, saya menonton sebuah video lucu. Dalam video itu, tampak seorang petani
yang bersin secara aneh sebanyak 3 x. Bukannya ingus yang muncrat, melainkan binatang;
yang pertama kucing, yang kedua kambing, yang terakhir sapi. Apesnya, ketika itu saya
juga sedang terkena flu. Puncaknya, berdiri untuk rakaat ketiga (saat itu saya menjadi
imam), saya mendadak bersin. Sialan, konsentrasi buyar seketika karena saya
teringat video tersebut. Hampir saja saya berhenti shalat dan tertawa.
7 komentar:
makanya kan dianjurkan Qaylulah dulu sebelum solat duhur, biar ngga ngantuk :D
Terima kasih sudah berkomentar dan membaca posting ini, Zyadah
Khusyu' lahir itu mudah. Khusyu' batin itu menuntut prihatin.
Catatan Mas Kyai selalu jitu.
bener nih, shalat bukannya khusyuk malah pikiran mengembara ke mana-mana. astaghfirullahal azhiiim ...
@Ahmad Sahidah: ya, repotnya ketika ada pelajaran khusyuk yang anjurannya adalah mengartikan makna demi makna bacaan yang kita baca. kacau sekali jadinya. Ini malah jadi pelajaran menerjemahkan di dalam shalat, haha
@Isma: saat sedang flu, silakan lihat tautan video di atas dan setelah itu Anda shalat. begitulah salah satu cara menguji kelkhusyukan
Mengutip dawuh KH. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin,
"لا يكون حشوء في الصلاة اذا لم يكن خارجها".
Sae, Afnan. Terima kasih atas tanggapan
Posting Komentar