Kecelakaan lalu lintas (laka-lantas) merupakan ''pekerjaan rumah'' yang sangat berat bagi pihak kepolisian, (apa juga Dep.Hub, ya?). Di samping karena angka kecelakaan yang bertambah, jumlah kendaraan bertambah, jumlah orang terburu-buru bertambah, juga karena ini adalah ''pekerjaan jalan'' yang dikerjakan di rumah (''pekerjaan rumah')'.
Konon, meskipun pertumbuhan GDP / pemasukan per kapitanya berbeda, Indonesia, India, dan Italia dapat disamakan dalam hal lalu lintasnya. Katanya si empunya cerita: sama-sama tidak disiplin!
Ini cuma gambaran:
seorang kawan bercerita kalau pada suatu saat, ia mengajak kawannya yang orang Brazil, naik bis ''Restu'' dari arah Malang menuju Surabaya. Si Brazil ini sudah minta ampun dan tobat amit-amit mau turun melihat cara mengemudi bis yang tampaknya lebih hebat daripada Schumi.
Padahal, bis baru nyampe Singosari. Kawan saya itu memenuhi permintaannya. Akhirnya, si Brazil mengajak pindah ke bis yang lain. Eh, sopir bis "Pemudi'', bis yang yang akhirnya dicegatnya itu, juga tak kalah hebatnya.
Akhirnya, mereka berdua tetap naik bis tersebut ke Surabaya. Kawan saya santai saja. Sedangkan si Berhasil ini tidak ''brazil'' menaklukkan ketegangannya: sport jantung Malang-Surabaya.
(Buat K. Naqib Hasan, maaf saya tidak mengganti nama bis Restu dan Pemudi dengan Jawa Indah dan Pelita Mas; buat Pak Darmaningtyas: ''Apakah Instran sudah mengadakan penelitian tentang laka-lantas dan munghubungkannya dengan kecerdasan korban/pengguna jalan?'')
Nah, enaknya gimana, ya? Masyarakat tidak senang antri. Palang pintu kereta api pun diterobos kalau keretanya kelamaan lewat. Bikin SIM pakai "orang dalam" karena males antri (meskipun memang sering tanpa tes), akibatnya; lampu sen/leting yang berkedip-kedip itu pun dikira lampu disko. Gak tau gunanya kalau lampu itu diciptakan agar berguna BAGI ORANG LAIN dan bukan buat diri sendiri. Lampu lalu-lintas (lampun merah) pun diterabas. Setelah kena semprit, sebelum terjadi gencatan senjata atau tilang, berdialog dulu yang enak;
DIALOG I:
Petugas; ''tau apa gunanya lampu merah?''
Pelanggar; ''tau, pak.''
Petugas; ''kok nerobos?''
Pelanggar; ''gak kelihatan soalnya''
Petugas; ''hah?? lampu terang gede merah kayak itu masih gak kelihatan?''
Pelanggar; ''bukan lampunya, pak. Bapaknya yang nggak kelihatan sama saya. Eh, pak, emang dari tadi bapak ada di mana sih?''
DIALOG II (setelah ditilang):
Petugas; ''Hati-hati di jalan. Jangan grusa-grusu.. Keluarga Anda menunggu di rumah''
Pelanggar; ''lha, ya, itulah... Saya ada tamu dari jauh, tadi ditelepon. Makanya terburu-buru, Pak. Saya ditunggu keluarga di rumah..''
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
9 komentar:
Jika supir bis RESTU begitu "binalnya", pemerintah bisa buat semacam "permainan" pacu adrenalinkan? kenapa tidak dicoba?
Mengapa orang arab suka makan daging kambing?temukan jawabannya di alamat saya...
Selama di Indonesia masih dipakai kata BIS, maka ia akan selalu ngebut, karena BIS = Biasanya Ia Sernyet" !
Coba pake kata BUS kayak di luar negeri (terutama Inggris, the land of NWoBHM), mngkin kecepatan maksimalnya cuma setara kucing lari, karena BUS = kata yang biasa digunakan untuk memanggil kucing (bus...bus...bus...)!
Wow! Saya jadi Fear of The Bush ah! Takut naik Bush... (bush kan galak, suka perang. Hehe...)
Eh, kayaknya enak bikin album lagu soal bus Kak ya...
1. The Number of The Bus (Nomor-nomor Jurusan Bus)
2. Brave New Bus (Berani Naik Bis Baru)
3. Dance of The Bus (Bis Yang Suka Ngepot/ ak: Bis Kormeddal/ ak. Sumber Kencono)
4. Seventh Bus of a Seventh Bus (Bis Nomer Tujuh untuk To'petto')
5. Somewhere in Bus (kemanapun yang penting naik bush, eh bis, eh bus ding!)
6. Killers (Lha! Ini dak tahu artinya apaa???) :-D
Oiya kak! Kalau album tentang Bus itu sudah jadi, vocalistnya pastikan: Bus Dickinson! Mantab kaannnnnnn...
baik.
Komentarnya seru-seru; ada lagi EXTRA JOSS bus
Bus Dickinson ini kayaknya penggemar Drum Theater, deh. Tapi 'grombolan' menhambil 'jurusan' progressive metal (karena tak nemmu 'korseh' di jalur pure heavy metal)ini emang oke, kok. Kelompok yang (sekarang) digawangi oleh JAMES LABRIE(masuk desa), JOHN PETRUKCI, JOHN MEONG, MIKE POTONG, dan JORDAN LUDESS ini sudah terlihat sebagai musisi genius (kelamin)sejak saat mereka menggebrak pada 1989 dengan debut album bertajuk When Dream And Day Unite (terjemah bebasnya: "gegen"). Dan album2 selanjutnya:
1. Images And Words (terjemah bebasnya:"komik"), 1992
2. Awake ("jege tedung"),1994
3. A Change Of Seasons ("nimor-nimbhere'"),1995
4. Falling Into Infinity ("gegger cemmeng"), 1997
5. Scenes From A Memory ("ngen-bengenen"), 1999
6. Six Degrees Of Inner Turbulence ("panas delem"), 2002
7. Train Of Thought ("seppur mamung"), 2003
8. Octavarium (todus se ajudulnah "akuarium"), 2005
9. Systematic Chaos ("briduh kareppa dhibi`"),2007
kemudian seolah menjadi 'bhujuk' bagi band2 'peniru' mereka. Beberapa singel keren mereka semacam Pull Me Under ("tekket ko' kanak"), Another Day ("mutemmuh laen are"), Under a Glass Moon ("lemmalem egeggerih kaca") dan Caught In a Web ("ekakanah belallabeh") kemudian menjadi favorit saya.
Anonim is Pangapora
Posting Komentar