Setelah rombongan takziyah pulang dari Besuki, dan aku terlena dibuai goyangan lembut Neoplan ex. Bis Bandara Soekarno-Hatta, aku terjaga. Kukucek-kucek mataku, menoleh, dan ternyata bis sudah diparkir rapi di depan Giant Probolinggo.
Para penumpang turun. Mereka berbelanja. Aku tidak. Uangku tidak sempurna untuk itu. tak dinyana, Aku melirik ke seberang jalan. Ada depot di situ. Aku pun masuk dan langsung kuamati sekeliling. Tak ada orang. Sepi.
Lalu, seorang pelayan datang mendekat, tetapi tidak mengajakku bicara, atau bertanya, seperti biasa. Aku mendongak, memperhatikan menu makanan dan minuman yang dipajang di dinding (memang, banyak depot/warung makan yang meletakkan menu di meja, tetapi ada pula yang memajangnya di dinding ruangan, bahkan ada yang lengkap dengan daftar harganya sekalian).
Kulihat di sana:
Soto Daging
Soto Ayam
Rawon
… … …
dan banyak lagi yang lainnya.
Mungkin karena aku tak kunjung memesan, pelayan itu akhirnya mengawali pembicaraan.
“Pesan apa, Pak?”
“Gak makan, kopi saja.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
kok tdk dijelaskan sechhh tentang pelayan itu ? kobater ada bagian yg di 'errep" krn ceritanya "mateh moco'" ..... cakep nggak keh pelayannya ?
enggak, byasa, byasa,
sampeyan itu kok interogatif banget ya... he...he...he..
wah, kalo minum kopi itu dapat pengampumam dosa ya Pak....katanya sih....heheheh
@a-chen: ah, ada-ada saja. Enak dong kalau kayak gitu.
Posting Komentar