Apakah Anda dapat bebas dari ketergantungan akan plastik?
Setiap hari, hidup kita nyaris tidak bisa dipisahkan dari plastik. Barang ini ini begitu akrab dan dominan dalam kehidupan dan kebutuhan kita. Ya, ia adalah bagian penting dari kehidupan kita sendiri. Bahkan, ia nyaris menjadi gaya hidup kita. Mengapa sampai-samapi begini? Salah satu alasannya barangkali karena plastik begitu mudah, begitu simpel, dan tentu murah.
Barangkali memang tidak semua tahu bahaya sampah plastik. Barangkali masih sedikit yang tahu (atau tahu tapi tidak peduli), bahwa plastik tidak dapat diurai dengan mudah oleh tanah; butuh puluhan, atau ratusan tahun untuk itu.

Saya, bahkan kita semua, tentu sulit melepaskan diri dari plastik. Ia mengikuti dan menjebak semua sisi kehidupan kita. Barangkali, kita hanya bisa berusaha untuk mengurangi pemakaian plastik dengan nawaitu mengurangi bahaya-bahaya sejenis itu.
Ini kisahnya:
Suatu saat, saya masuk ke sebuah toko swalayan di Pamekasan. Saya membeli pengharum ruangan. Kasir membungkusnya dengan tas plastik (yang tidak berketerangan, bahwa plastik tersebut dapat diurai oleh tanah dan aman bagi lingukugan / “plastik ramah lingkungan”). Saya langsung berpikir.

“Terima kasih plastiknya,” kata saya sembari melambaikan tangan kanan tanda menolak. “Saya bisa membawa belanjaan ini dengan tangan.”
“Oh, ini garits, Pak!” balas si kasir, datar tanpa senyuman.
“Iya, saya tahu itu. Biar saya bawa ini dengan tangan saya saja.”
Penjaga laci duit itu menjawab datar.
“Barang-barang yang dibeli di toko ini harus dibungkus dengan tas pasltik ini, Pak.”
Akhirnya, saya menyerah. Saya kalah. Kasir itu mengoper barang belanjaanku ke tukang bungkus yang berdiri di belakangnya. Si tukang bungkus ini kemudian menyerahkannya kepada saya. Nah, pada saat itu, saya ambil barang belanjaaku itu dan saya kembalikan tas plastik itu kepada si tukang bungkus sambil berkata.
“Ini, buat kamO!”
3 komentar:
Itu tukang bungkus perlu di"bina" paling ke?
Ya, lain kali kalo belanja bawa tas dari rumah. Saya biasa gitu. Kasir gak bisa maksa karna saya sudah punya tempat untuk nyangking belajaan,...
@Cinta: ndak lah. ndak sampai. He, he.
@Mandaremi: ya, betul. Itu cara yang bijak.
Posting Komentar