Kadang kita melakukan sesuatu secara benar namun salah di
mata orang lain. Jika kita ditegur, sangat mungkin kita tidak terima karena kita
telah melakukan perilaku yang tidak salah secara hukum formal. Kadang pula, ada
orang yang—untuk kasus sejenis—tidak menegur karena memang menanggap tindakan
yang tidak mengenakkannya dianggap benar dan dia untuk sementara tidak punya alasan
untuk menegurnya.
Saat kita duduk di sebuah warung untuk makan, lalu datang
sebuah mobil pengangkut ayam parkir persis di depan kita, apa yang akan kita
lakukan? Mobil sudah parkir sesuai aturan, sesuai areal parkir yang disediakan
sedangkan kita duduk di meja yang disediakan dan melakukan apa yang mestinya
dilakukan; makan. Sementara itu, bau kotoran ayam dari mobil yang jaraknya
hanya 3 atau 4 langkah dari hadapan kita sangatlah menyengat.
Jika apa-apa kita lakukan hanya karena alasan benar, sungguh
terkadang itu menyengsarakan bagi orang lain. Oleh karena itu, baiknya kita
selalu berpikir ulang saat hendak melakukan sesuatu yang melibatkan orang lain.
Benar tidak tentu menyenangkan bagi orang lain. Kerap muncul sisi gelap dalam
kebenaran yang dilakukan secara apa adanya. Sebab karena kebenaran itu sangat
mulia, tidak boleh kita lakukan secara apa adanya.
2 komentar:
Mas kyai, pengajaran takhdibul akhlaq perlu etika terapannya. Semoga Mas Kyai Mushthafa menebar yang terakhir ke segala penjuru.
Terima kasih, Pak Cik Ahmad
Posting Komentar