14 Juni 2021

Empat Tahun Data Hilang di Rumah, Ditemukan di TREKNOL

 

Tiga kali ini saya kehilangan data-data penting, juga banyak. Sepintas, kedengarannya saya sangat ceroboh. Mengapa sampai tiga kali? Biasanya, orang cukup kehilangan satu kali saja, kan, untuk membuatnya sadar agar tidak melakukan kesalahan yang sama? Tapi, kejadian yang ini berbeda. Simak saja. 

 

Data hilang yang pertama adalah tahun 1998 ketika komputer saudara saya digondol maling, padahal di situlah data-data saya disimpan karena saya tidak punya komputer sendiri. Sebagian data penting yang biasanya saya cetak (print) akhirnya diketik ulang lalu disimpan di komputer sendiri pada saat sudah punya sendiri, kira-kira tiga tahun sesudahnya. Masih untung saya suka nge-print artikel atau makalah yang saya tulis.


Kejadian kedua kalinya terjadi pada 2001, saat giliran komputer sayalah yang digondol oleh si maling, di kos-kosan, saat saya tinggal pulang. Maka, hilanglah semua data saya dan hanya sebagian kecil saja yang terselamatkan, yaitu data-data yang tersimpan dalam dua atau tiga keping disket yang masing-masing berkapasitas 1,4 MB (satu lampu mp3 saja tidak muat). Maka, pada kali kedua itu, hidup saya berasa bangkrut sekali.


Waktu berjalan normal kembali dan saya kembali bisa melupakan potongan-potongan kisah mengharukan dalam perjalanan hidup itu setelah beberapa bulan kemudian, tidak lama memang. Namun, acapkali ingatan itu datang dan saya berharap ia kembali secara tiba-tiba, misalnya membayangkan kejadian di dalam film terjadi di depan mata: seperti ada seorang ninja naik motor RX, melintas di depan saya yang sedang berjalan tertunduk, lalu melemparkan sebuah kantong, dan ternyata isinya adalah hardisk saya yang dicurinya. Misalnya, lho, imajinasi mengkhayalkannya begitu. Tapi, ternyata itu hanya murni khayalan, tak pernah terjadi. Data yang hilang tak pernah kembali.


Beli CPU refurbished IBM Intellistation di Hi-Tech Surabaya Mall, di tahun 2005 dengan spesifikasi IP 450 Mhz (Rp790.000), dengan hardisk yang kalau tidak salah ingat 40 GB, saya mempertahankannya hingga 2013. dengan CPU ini saya menulis dan daring, sejak era telkomnet @ instan hingga Speedy di bulan September 2008 (saya tidak pakai laptop). Baru pada tahun 2014 (kalau tak salah), saya membeli penyimpanan data ekternal (HDD ekternal) dengan kapasitas 500 Gb dan mulai memindah data-data di hardisk komputer ke situ, selang beberapa waktu dengan perubahan CPU ke IP 4 (2,4 Ghz).

 

curhat di Facebook, 4 tahun yang lalu

Akan tetapi, seperti biasa, karena terlena dengan rutinitas yang sepertinya aman-aman saja, akhirnya pencadangan data-data dilakukan tidak secara disiplin lagi, hanya sesekali saja, sesempatnya. Hingga akhirnya, pada pertengahan tahun 2017, hardisk saya mati total. Lenyap sudah semuanya. Yang tersisa adalah berkas-berkas lama yang sempat disimpan di hardisk ekternal, namun data terbaru, terutama data teks dan dokumen yang justru sangat diperlukan, hilang tak tersisa.


Hardisk Samsung dengan kapasitas 160 Gb itu saya bawa ke sana kemari, cari tukang perbaiki, dan mereka takluk karena yang rusak ternyata bukan cakramnya, melainkan sejenis ic yang bisa menyalakan dan membaca hardisk. Kata mereka, saya harus cari donor hardisk sejenis, yang tipenya sama dan persis.


Pada tahun 2019, hardisk tersebut sampai juga di Treknol, salah satu penyedia jasa penyelamatan data di Jogjakarta. Nama ini saya tahu dari teman, Aang namanya (sebelum ke Treknol, data saya juga sempat singgah di salah satu tukang servis, juga di Jogja). Namun, ternyata, mereka juga tidak mampu mengartasi masalah ini. Akhirnya, hardisk saya tarik lagi. Gak apa-apa, kata saya. Dan entah kenapa, tiba-tiba, hardisk donor saya temukan justru di dekat rumah, di Manding, Sumenep, dari saudara Fauzan, pada tahun 2021 ini. Saya bahagia. Saya kirim hardisk tersebut ke Jogja.


Singkat cerita, pada tanggal 3 Juni 2021, proses penyelamatan data berhasil, donor yang saya kirim tidak berfungsi maksimal. Kata Pak Zaenul, si mbahurekso, ia gunakan hardisk milik sendiri, hardisk yang sebelumnya beliau gunakan tapi tak bisa. Saya tidak paham prosesnya secara rinci, tapi seperti inilah curhat beliau di akunnya (saya tidak kenal beliau dan tidak berteman pula di Facebook). 

 

Sungguh, rasanya campur aduk. Di saat saya sedang mengalami kesedihan lain, pada saat bersamaan saya diberi kebahagian yang lain. Rasanya saya ingin jingkrak-jingkrak begitu saya lihat satu per satu hasil recovery atau penyelamatan data tersebut lengkap 100%. Saya baca esai dan artikel yang pernah saya tulis dan masih saya simpan dalam bentuk RTF, juga foto-foto lawas berdatum 2004 bahkan ada atau lebih lama lagi.

Terima kasih untuk semua orang yang sempat direpotkan oleh saya, khususnya seputar hardisk ini ini. Tentu saja, terima kasih yang pertama tentu untuk Pak Zaenul, si empunya Treknol (klik Alamat Treknol untuk tahu lokasinya).

  • 5741 file document (772 MB)
  • Tiga partisi, total 90 GB 



1 komentar:

Tantowi Ahmad mengatakan...

Menarik sekali yai
Serupa dengan yang saya alami sekarang
1 Terra ��
Masih saya diamkan
Belum nemu solusi ����

Entri Populer

Shohibu-kormeddaL

Foto saya

Saya adalah, antara lain: 6310i, R520m, Colt T-120, Bismania, Fairouz, Wadi As Shofi, Van Halen, Puisi, Hard Rock dll

Pengikut

Label

666 (1) Abdul basith Abdus Shamad (1) adi putro (1) adsl (1) Agra Mas (1) air horn (1) akronim (1) Al-Husari (2) alih media (1) Alquran (1) amplop (1) Andes (1) Android (1) anekdot (3) aula asy-syarqawi (1) Bacrit (2) bahasa (5) baju baru (1) baju lebaran (1) Bambang Hertadi Mas (1) bani (1) banter (1) Basa Madura (1) basabasi (1) batuk (1) bau badan (1) bau ketiak (1) becak. setiakawan (1) belanja ke toko tetangga (1) benci (1) bis (3) bismania (2) BlackBerry (1) Blega (1) blogger (2) bodong (1) bohong (2) bolos (1) bonceng (1) bromhidrosis (1) Buang Air Besar (BAB) (1) buat mp3 (1) budaya (1) buku (2) buruk sangka (2) catatan ramadan (4) celoteh jalanan (1) ceramah (1) chatting (1) chemistry (1) cht (1) Cicada (1) Colt T 120 (1) corona virus (1) Covid 19 (1) cukai (1) curhat (5) defensive driving behavior development (1) dering (1) desibel (2) diary (1) durasi waktu (1) durno (1) ecrane (1) etiket (17) fashion (2) feri (1) fikih jalan raya (1) fikih lalu lintas (1) fiksi (2) filem (1) flu (1) gandol (1) gaya (1) ghasab (1) google (1) guru (2) guyon (1) hadrah (1) handphone (1) Hella (1) hemar air (1) Hiromi Sinya (1) humor (2) IAA (1) ibadah (2) identitas (1) ikhlas (1) indihome (1) inferior (1) jalan raya milik bersama (1) jamu (1) jembatan madura (1) jembatan suramadu (2) jenis pekerjaan (3) jiplak (2) jual beli suara (1) Jujur (3) Jujur Madura (1) jurnalisme (1) jurnalistik (3) KAI (1) kansabuh (1) Karamaian (1) karcis (1) Karina (1) Karma (1) Kartun (1) kebiasaan (5) kecelakaan (2) kehilangan (1) kenangan di pondok (1) Kendaraan (2) kereta api (1) keselamatan (1) khusyuk (1) kisah nyata (7) Kitahara (1) kites (1) klakson (1) klakson telolet (1) kode pos (2) kopdar (2) kopi (1) kormeddal (19) korupsi (2) KPK (1) kuliner (2) L2 Super (2) lainnya (2) laka lantas (1) lakalantas (1) lampu penerangan jalan (1) lampu sein (1) layang-layang (1) lingkungan hidup (3) main-main (1) makan (1) makanan (1) malam (1) mandor (1) Marco (1) masjid (1) Mazda (1) MC (1) menanam pohon (1) mengeluh (1) menulis (1) mikropon (1) mimesis (1) mirip Syahrini (1) mitos (1) modifikasi (1) money politic (1) Murattal (1) musik (1) nahas (1) napsu (1) narasumber (1) narsis (1) Natuna (1) ngaji (1) niat (1) Nokia (1) nostalgia (2) Orang Madura (1) Paimo (1) pandemi (1) pangapora (1) paragraf induktif (1) parfum (1) partelon (1) pasar (1) pekerjaan idaman (1) pemilu (1) peminta-minta (1) penata acara (1) pendidikan (1) pendidikan sebelum menikah (1) penerbit basabasi (1) pengecut (1) penonton (1) penyair (1) penyerobotan (1) Pepatri (1) perceraian (2) Perempuan Berkalung Sorban (1) perja (1) perjodohan (1) pernikahan (1) persahabatan (1) persiapan pernikahan (1) pertemanan (1) pidato (1) plagiasi (2) plastik (1) PLN (1) pola makan (1) poligami (1) polisi (1) politik (1) polusi (1) polusi suara (2) Pondok Pesantren Sidogiri (1) ponsel (2) popok (1) popok ramah lingkungan (1) popok sekali pakai (1) PP Nurul Jadid (1) preparation (1) profesional (1) PT Pos Indonesia (1) puasa (5) publikasi (1) puisi (2) pungli (1) Qiraah (1) rasa memiliki (1) rekaan (1) rempah (1) ringtone (1) rock (1) rokok (1) rokok durno (1) rumah sakit (1) Sakala (1) salah itung (2) salah kode (3) sanad (1) sandal (1) santri (1) sarwah (1) sastra (1) sekolah pranikah (1) senter (1) sepeda (3) sertifikasi guru (1) sertifikasi guru. warung kopi (1) shalat (1) shalat dhuha (1) silaturahmi (1) silaturrahmi (1) siyamang (1) SMS (1) sogok bodoh (1) sopir (1) soto (1) sound system (1) stereotip (1) stigma (1) stopwatch (1) sugesti (1) sulit dapat jodoh (1) Sumber Kencono (1) Sumenep (1) suramadu (1) syaikhona Kholil (1) syawalan (1) takhbib (1) taksa (1) tamu (2) Tartil (1) TDL (1) teater (1) teknologi (2) telkomnet@instan (1) tengka (1) tepat waktu (1) teror (3) tertib lalu lintas (28) The Number of The Beast (1) tiru-meniru (1) TOA (2) tolelot (1) Tom and Jerry (2) tradisi (1) tradisi Madura (4) transportasi (1) ustad (1) wabah (1) workshop (1) Yahoo (1) Yamaha L2 Super (1)

Arsip Blog