Sejak malam pertama hingga malam ketiga, Ablo dan Aing (bukan nama sebenarnya—red) berangkat bergabung secara live and exclusive, ikut jamaah tahlil di Langgar Asem. Di antara yang lain di Sabajarin, Ablo dan Aing termasuk di antara barisan paling rajin dalam urusan pergi tahlil. Sementara kedua kakak mereka, Tofu dan Apang (juga bukan nama asli—red), level dan intensitas kehadirannnya—dalam urusan tahlil—masih di bawah adik-adik mereka berdua itu.
Beberapa hari kemudian, insya Allah pada hari kelima, keluarga Ibu Ablo dkk. berangkat takziyah (melayat) ke rumah duka di Langgar Asam. Tuan rumah menyambut ramah. Mereka menebar senyum sumringah. Rupanya, tuan rumah ingin berterima kasih atas sikap “peduli-dan-kesetiakawanan-sosial” yang telah ditunjukkan si Ablo dan si Aing selama ini. Kegetolan mereka berdua untuk datang bertahlil setiap malam disampaikannya dengan penuh suka cita:
“Wah, wah, kalau Ra Tofu dan Ra Apang sering kemari. Saya lihat, tiga malam berturut-turut mereka berdua selalu hadir dan ikut tahlilan...”
7 komentar:
Betapa arifnya si tuan rumah...
untung tamunya negerti dan tak tersinggung pada tuan rumah. tuan rumana kacolo'an ganika
Se sossa manabi asala tafsere
Itu namanya adik sengontongin. Sayang kakaknya ra apang tak miloh begien. Hehehe
ja' teng enteng nyaba' mobil mon mateppa'. jaga kredibilitas...
terimkasih sudah hadir di langgar asem ra, hehe...
Semuanya: terima kasiiiih dan maaf saya telat membalas komentar, haha
@Mosleim: iya, sama-sama. Anda cari "Langgar Asem", ya, di Google sehingga nemu posting ini
Posting Komentar