Menghadapi tamu dalam jumlah banyak dan kekerapan yang tinggi ternyata butuh ketelatenan, kesabaran, persiapan mental, dan bahkan juga kewaspadaan yang tinggi pula. Sebab, para tamu memang (seharusnya) datang dengan maksud yang sama, tetapi mungkin dengan budaya dan etiket yang berbeda. Tamu mungkin seluruhnya berniat baik, tetapi sepersekian persen darinya ada pula yang jahat, kadang juga usil.
Pengalaman ini kuangkat berdasarkan pengalaman meladeni tamu, yang datang bergerombol atau satu lawan satu. Mereka, yang mutakhir, adalah para tamu yang datang untuk menghibur dan melipurku karena kebagian jatah sedih untuk kali keempat dalam 24 bulan terakhir, yaitu kepergian mbah putriku yang notabene menjadi “ibu angkat”-ku sejak kecil hingga baligh (sebelumhya, secara berurutan: mertua, ayah, si mbah laki-laki).
Tamu-tamu itu:
Semua tamu di atas masih bisa dimaklum, kecuali tamu yang datang untuk menipu.
Beberapa waktu lalu, di rumah pamanku, kisah ini terjadi. Seorang pengemban misi “berbuat kejahatan dalam perjalanan”, nyamar dalam gerombolan tamu. Lalu, karena ada handphone terbiar dan tergetlak tanpa perhatian, diembat pulalah. Namun, ada, lho, tamu yang nawaitu-nya dari rumah memang sudah mengemban misi “perjalanan untuk berbuat kejahatan”, seperti tamuku yang satu ini. Dia mengajukan kuitansi pembayaran untuk sebuah transaksi tidak jelas, dengan diskon 50%, dan kelebihan-kelebihan lain. Aku diminta mengeluarkan uang untuk membayar sesuatu yang barangnya tidak ada, tidak jelas minimalnya. Untung kuberi dia “sambal gertak” yang kebanyakan cabe-nya sehingga dia pulang kepedasan.
Kukira, telaten dan sabar bukan berarti mau untuk ditipu dan diperdaya. Dan orang sabar itu bukanlah orang yang …
ah, kok malah ngelantur…
maklum, ini hari jumat! Efek khotbah masih tersisa begitu kuat.
Maaf!
4 komentar:
Bhuh, 'tamu' jenis huru-hara, musibah tersendiri, Ra... Hehehe...
Eh, kaule selama namuy ka dhalem sobung se daddi songkan panggheliyen engghi?
Alhamdulillah Aman....Amien...
tamu yang pembawa musibah...
maaf, salah nulis...
"tamu yang membawa musibah..."
Posting Komentar