11 Februari 2021

Kormeddal: Makna Asal dan Kiasannya

 


Kami sedang duduk bertiga di sebuah kobhung (sebutan untuk tempat berkaki seperti surau, atau tempat tamu, atau tempat rehat). Seterusnya, kami bicara ngalor-ngidul. Obrolan rakyat biasa seperti ini jelas lebih banyak O.O.T (out of topic)-nya ketimbang tematiknya sebab kami ini orang biasa semua, bukan para anggota dewan yang sedang rapat paripurna. 


Singkat cerita, karena sebetulnya saya duduk di situ dalam posisi sedang 'menunggu', maka ketika datang seorang lagi, obrolan tetap nyambung meskipun semakin O.O.T. Yang datang terakhir ini bahkan tidak begitu saya kenal, cuman lupa-lupa ingat saja. 


Pada sesi akhir obrolan, saya bercerita tentang jamu. Sebabnya karena ada di antara kawan dalam lingkaran pertemanan kami yang sakit. Kami membanding-bandingkan soal jamu dan obat kimia. Tentu saja saya tidak memperparah penyimpangan obrolan dengan, misalnya, membahas soal obat tradisional terstandardisasi seperti yang diteliti dan dibahas oleh Mas Nanang Suryadi, contoh hal sejenis "bungkus jamu isinya bahan kimia", atau hal-hal seperti "dari biji kopi pilihan yang dibungkus sasetan padahal isinya cuman kulit kopi saja yang berperisa dan difermentasi". Kita ngobrol yang receh-receh saja. 


“Saya ada cerita. Ini soal jamu temulawak dan sirih dalam hubungannya untuk memperkuat imun dan ketahanan tubuh,” kata saya memulai cerita. “Jadi, kira-kira 4 atau 5 bulan yang lalu, saya sempat flu dan kehilangan indra rasa, hilang indra penciuman pula. Saya mengurung diri. Saya mencurigai itu gejala Covid. Makanya, saya...”


“Ah, Covid itu bohong, akal-akalan saja...” celetuk orang yang datang terakhir sambil tertawa dan lanjut berkata. Terus, bagaimana?”


“Gak jadi, ah!” balas saya.


***


Itulah yang saya maksud dengan “kormeddal” yang dalam Bahasa Indonesia kira-kira bermakna “asal mengayuh” atau “waton mancal” dalam Bahasa Jawa. Arti asal kata tersebut begitu, tapi sering digunakan secara metaforis oleh orang untuk menunjuk pada “omongan yang muncul tanpa dipikir, baik soal salah atau benarnya, atau soal tepat atau tidaknya, atau soal kontekstual dan tidaknya.


Belakangan, perilaku seperti ini sering kita temukan di media sosial, misalnya orang yang bukan teman kita tapi nyeletuk dan berkomentar out of topic atau nyepam atau ngisruh di postingan kita karena dibuka untuk publik. Harusnya dia risih karena tidak kenal, bukan? Juga tidak tahu siapa-temannya-siapa, tidak paham identitasnya, dst. Lha, dia ini dengan entengnya ngomong kormeddal. Tapi, yang saya ceritakan itu di media sosial, dan yang saya alami adalah di lingkungan sosial, di depan hidung.


Lalu, ada orang bernama Ragil Cahya Maulana bikin logo Kormeddal seperti ini (dia sudah bilang ke saya sebelum ini): “kormeddal”, tapi dalam huruf pegon. Nah, Ragil ini menggunakan kata—yang sebetulnya frasa jika ditulis terpisah menjadi: “kor + meddal” kembali ke khittah-nya, berarti “yang penting (bisa) mengayuh, sebab nama itu adalah nama bengkel sepedanya, di Jalan Diponegoro, kota Sumenep.


2 komentar:

Info Madura | PulauMadura.com mengatakan...

Hebat.. tetep aptodate blog-nya.. :D

M. Faizi mengatakan...

@Info Pulau Madura: ya, semoga masih bisa melanjutkan. Terima kasih

Entri Populer

Shohibu-kormeddaL

Foto saya

Saya adalah, antara lain: 6310i, R520m, Colt T-120, Bismania, Fairouz, Wadi As Shofi, Van Halen, Puisi, Hard Rock dll

Pengikut

Label

666 (1) Abdul basith Abdus Shamad (1) adi putro (1) adsl (1) Agra Mas (1) air horn (1) akronim (1) Al-Husari (2) alih media (1) Alquran (1) amplop (1) Andes (1) Android (1) anekdot (3) aula asy-syarqawi (1) Bacrit (2) bahasa (5) baju baru (1) baju lebaran (1) Bambang Hertadi Mas (1) bani (1) banter (1) Basa Madura (1) basabasi (1) batuk (1) bau badan (1) bau ketiak (1) becak. setiakawan (1) belanja ke toko tetangga (1) benci (1) bis (3) bismania (2) BlackBerry (1) Blega (1) blogger (2) bodong (1) bohong (2) bolos (1) bonceng (1) bromhidrosis (1) Buang Air Besar (BAB) (1) buat mp3 (1) budaya (1) buku (2) buruk sangka (2) catatan ramadan (4) celoteh jalanan (1) ceramah (1) chatting (1) chemistry (1) cht (1) Cicada (1) Colt T 120 (1) corona virus (1) Covid 19 (1) cukai (1) curhat (5) defensive driving behavior development (1) dering (1) desibel (2) diary (1) durasi waktu (1) durno (1) ecrane (1) etiket (17) fashion (2) feri (1) fikih jalan raya (1) fikih lalu lintas (1) fiksi (2) filem (1) flu (1) gandol (1) gaya (1) ghasab (1) google (1) guru (2) guyon (1) hadrah (1) handphone (1) Hella (1) hemar air (1) Hiromi Sinya (1) humor (2) IAA (1) ibadah (2) identitas (1) ikhlas (1) indihome (1) inferior (1) jalan raya milik bersama (1) jamu (1) jembatan madura (1) jembatan suramadu (2) jenis pekerjaan (3) jiplak (2) jual beli suara (1) Jujur (3) Jujur Madura (1) jurnalisme (1) jurnalistik (3) KAI (1) kansabuh (1) Karamaian (1) karcis (1) Karina (1) Karma (1) Kartun (1) kebiasaan (5) kecelakaan (2) kehilangan (1) kenangan di pondok (1) Kendaraan (2) kereta api (1) keselamatan (1) khusyuk (1) kisah nyata (7) Kitahara (1) kites (1) klakson (1) klakson telolet (1) kode pos (2) kopdar (2) kopi (1) kormeddal (19) korupsi (2) KPK (1) kuliner (2) L2 Super (2) lainnya (2) laka lantas (1) lakalantas (1) lampu penerangan jalan (1) lampu sein (1) layang-layang (1) lingkungan hidup (3) main-main (1) makan (1) makanan (1) malam (1) mandor (1) Marco (1) masjid (1) Mazda (1) MC (1) menanam pohon (1) mengeluh (1) menulis (1) mikropon (1) mimesis (1) mirip Syahrini (1) mitos (1) modifikasi (1) money politic (1) Murattal (1) musik (1) nahas (1) napsu (1) narasumber (1) narsis (1) Natuna (1) ngaji (1) niat (1) Nokia (1) nostalgia (2) Orang Madura (1) Paimo (1) pandemi (1) pangapora (1) paragraf induktif (1) parfum (1) partelon (1) pasar (1) pekerjaan idaman (1) pemilu (1) peminta-minta (1) penata acara (1) pendidikan (1) pendidikan sebelum menikah (1) penerbit basabasi (1) pengecut (1) penonton (1) penyair (1) penyerobotan (1) Pepatri (1) perceraian (2) Perempuan Berkalung Sorban (1) perja (1) perjodohan (1) pernikahan (1) persahabatan (1) persiapan pernikahan (1) pertemanan (1) pidato (1) plagiasi (2) plastik (1) PLN (1) pola makan (1) poligami (1) polisi (1) politik (1) polusi (1) polusi suara (2) Pondok Pesantren Sidogiri (1) ponsel (2) popok (1) popok ramah lingkungan (1) popok sekali pakai (1) PP Nurul Jadid (1) preparation (1) profesional (1) PT Pos Indonesia (1) puasa (5) publikasi (1) puisi (2) pungli (1) Qiraah (1) rasa memiliki (1) rekaan (1) rempah (1) ringtone (1) rock (1) rokok (1) rokok durno (1) rumah sakit (1) Sakala (1) salah itung (2) salah kode (3) sanad (1) sandal (1) santri (1) sarwah (1) sastra (1) sekolah pranikah (1) senter (1) sepeda (3) sertifikasi guru (1) sertifikasi guru. warung kopi (1) shalat (1) shalat dhuha (1) silaturahmi (1) silaturrahmi (1) siyamang (1) SMS (1) sogok bodoh (1) sopir (1) soto (1) sound system (1) stereotip (1) stigma (1) stopwatch (1) sugesti (1) sulit dapat jodoh (1) Sumber Kencono (1) Sumenep (1) suramadu (1) syaikhona Kholil (1) syawalan (1) takhbib (1) taksa (1) tamu (2) Tartil (1) TDL (1) teater (1) teknologi (2) telkomnet@instan (1) tengka (1) tepat waktu (1) teror (3) tertib lalu lintas (28) The Number of The Beast (1) tiru-meniru (1) TOA (2) tolelot (1) Tom and Jerry (2) tradisi (1) tradisi Madura (4) transportasi (1) ustad (1) wabah (1) workshop (1) Yahoo (1) Yamaha L2 Super (1)

Arsip Blog