Di bawah ini, saya menulis beberapa butir anggapan dasar tentang Madura. Jelas, anggapan ini bersifat kormeddal alias "asal". Namun, kormeddal ini akan juga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah tentu jika kelak ada orang iseng melakukan penelitian secara serius.
Pertama; dari beberapa anekdot yang saya yakini "asli Madura" (karena menurut teori folklor, biasanya anekdot muncul di berbagai tempat dan hampir sama), tema paling populer adalah tema "keras kepala" alias cengkal (anekdot-anekdot ini sedang saya kumpulkan dan insya Allah akan diterbitkan).
Masih agak serius: kebanyakan struktur bahasa Madura yang menggunakan predikat transitif (butuh objek) dibentuk pasif alias bina' majhul. Dagghi' epapeyyar bi' sengko' (nanti dipukul oleh saya) dan bukan sengko' mapeyyar daggi'. Kata Pak Akhmad Sofyan, pakar Bahasa Madura, terjadi salah kaprah yang biasanya ditunjukkan oleh penata-penata acaa. Mereka menggunakan bahasa Madura tetapi dengan logika Bahasa Indonesia. Maka, seharusnya kita berkata "Se Kapeng duwa', Keae Marzuki se emolja agi sareng badan kaula" (yang nomor dua, yakni Kiai Marzuki yang dimuliakan oleh saya) dan bukan "Se badan kaula amolja agi, Keae Marzuki…" (Yang saya muliakan, Kiai Marzuki….)
Tidak serius: lagu Pelangi versi Madura: "Merah kuning biru, di langit yang biru". Ini anekdot yang dibuat orang untuk inferioritas orang Madura. Banyak orang menganggap orang Madura buta warna. Orang Madura tidak punya warna dasar “hijau” karena hijau disebut “biru”. Padahal, menurut A. Latief Wiayat, sebutannya bukanlah “biru”, tetapi “bhiru” (dengan ‘b’ yang ditebalkan) untuk arti “hijau”. Jadi, kebetulan saja bunyinya mirip. Begitu deh apologinya.
Dalam menandai barang/produk, orang Madura sulit menyebut nama produk/mereknya dengan benar. Mereka cenderung membuat definisi berdasarkan cirinya. Contoh, tape recorder “JVC te' pette' salekor”, yaitu JVC 21 tombol, tape recorder lawas yang dilengkapi amplifier dan mikrofonnya. Sebutan di atas mengacu pada 21 tombol pada tape itu.
Orang Madura agak sering korupsi penamaan: ngongol-ngongol jadi ngol-ngongol (he..he..), Mitsubishi L-300 disebut L-3 (el-tello'), STNKB dibilang STN.
Mereka juga gemar membikin singkatan (nama inisial kedua orang tua) dengan cukup dua hurup di belakang namanya: Madani MH, Halili KN, Suhaidi RB, dan seterusnya.
Orang Madura paleng angko (punya nyali): berani mengklaim kopi dengan mengatakan "Kopi Madura" meskipun di Madura tidak ada kebun kopi. Mereka juga berani jual bensin di depan pom bensin!
Mereka sangat takut pada Polisi. Beberapa kali saya melihat orang tua yang selalu memakai “bhasa alos” (bahasa Madura tinggi) meksipun polisinya lebih muda dan “abhasa mapas” atau menggunakan Bahasa Indonesia. Atau, polisi mudanya itukah yang kurang ajar, ya? Sudah tahu si bapak tua pakai “bhasa alos”, masih saja dia pakai bahasa iya-enja’ (kelas terendah/kasar).
Orang Madura petualang sejati: mereka mendirikan kota Toronto (aslinya Ronto-Ronto) di Kanada; mendirikan kota Madura di India; serta mendirikan klub sepakbola di Spanyol (yang saat ini berada di liga segunda), yaitu klub ExtreMadura!
Orang Madura punya kosa kata paling ringkas yang harus dijabarkan dengan panjang lebar dalam bahasa Inggris maupun bahasa Arab: "parobha?" yang artinya kurang lebih "Anak (Anda) itu berjenis kelamin laki-laki apa perempuan?".
Mereka juga punya jualan aneh yang disebut tembakau: Mengapa aneh? Harganya ditentukan oleh pembeli!
Gitu dulu. Ambu kah, lebile pole. Ya' la malem. Katondu!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
19 komentar:
saya punya cerita ttg org madura, keponakan saya sndiri,yang tidak komunikatif dg orang madura sndiri karena sejak kecil dibiasakan "ca' bahasa". dalam perjalanan naik bis, dia ditanya orang yang sebaya dengan maksud kenalan, "kakeh sapah?". Keponakan saya menjawab "Basyir!". si penanya mengulang-ulang pertanyaannya, heran kok ada perempuan bernama basyir, sementara keponakan saya mengira yang ditanya kakeknya, karena dianggapnya kakeh itu sama dengan kakek. INI SUNGGUHAN
Kak Izi selalu bisa pengamat yang baik terhadap Madura...
Biasanya orang "insider" sulit untuk berjarak dengan budayanya...
Cerdas... jhed lakar bedhe bhei Ke Faizi...
Fayyadl
Kak Izi selalu bisa jadi pengamat yang baik terhadap Madura...
Biasanya orang "insider" sulit untuk berjarak dengan budayanya...
Cerdas... jhed lakar bedhe bhei Ke Faizi...
Fayyadl
ya
bisa... bisa... bisa...
ha...ha...
paggun hahahaha...
satu kata buat K. Faizi
LA TAHTA (TAK BEBEH)
contoh orang madura suka bikin tambahan nama salah satunya M. FAIZI EL-KAELAN. :)
Tapeh gus...oreng Madureh benne reng ghe-oghe, Oreng Madureh jugen sering agebey singkatan dibi' yang "khas' Mongkar-Naker (Benakeron) dll
Anonim: iya, betul saya sudah dengar....
ini yang dinamakan "Reng Madureh Ghe o ghe..." :)
Salut dengan Ra Faizi, sy menunggu anekdot yg sekarang lagi dukumpukan.
@Edu: hehehehehe...
@Rusdi: nanti enaknya keluarkan satu per satu dulu saja...
Saya suka manusia satu ini, karena pada saat menulis dan bercerita apapun ekspresinya dingin, sedingin es. Sama seperti ketika menulis tulisan mengenai madura ini.....Sedingin ess.....viva Faizi
Saya suka manusia satu ini, karena pada saat menulis dan bercerita apapun ekspresinya dingin, sedingin es. Sama seperti ketika menulis tulisan mengenai madura ini.....Sedingin ess.....viva Faizi
JANGAN remehkan orang Madura (bhs Jawa: Maduro). Sepeninggal Hugo Chavez, sekarang ini Venezuela dipimpin oleh orang Maduro. Nama lengkapnya; Arturo Maduro.
@Murid: apa kabar, Murid? Semoga Anda sehat selalu.
@Edi Winarno: ya, betul.
hebat! tulisan anda menggelitik hati saya. sampeyn memang layak menjadi Budayawan Madura :) taiyye
@Anonim: ya, ini cuma main-main, cuma kormeddal...
Posting Komentar